Ketua PBNU Tak Setuju Usul Muhammadiyah Sidang Isbat Dihapus Biar Hemat Anggaran, Ini Alasannya

Sabtu, 09 Maret 2024 | 15:34 WIB
Ketua PBNU Tak Setuju Usul Muhammadiyah Sidang Isbat Dihapus Biar Hemat Anggaran, Ini Alasannya
Ilustrasi sidang isbat menentukan Idul Fitri. (Suara.com/Alfian Winanto)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya menanggapi usulan PP Muhammadiyah tentang meniadakan sidang isbat dalam menentukan awal dan akhir Ramadhan 1445 Hijriayah.

Gus Yahya menyebut bahwa sidang isbat dalam penentuan awal dan akhir Ramadhan sudah tertera dalam aturan pemerintah. Usul penghapusan sidang isbat, kata Gus Yahya, akan butuh waktu yang lama jika dibahas.

"Sidang isbat itu sudah menjadi aturan, jadi ketentuan pemerintah. Sehingga untuk menghapus itu membutuhkan proses panjang," ujar Gus Yahya di PBNU, Jakarta Pusat, Sabtu (9/3/2024).

Gus Yahya menerangkan bahwa PBNU akan menolak jika nantinya sidang isbat dihapus secara tiba-tiba oleh pemerintah.

Baca Juga: Jelang Sidang Isbat Ramadan, Legislator: Masyarakat Diharapkan Jaga Kerukunan

"Tidak bisa tiba-tiba lalu misalnya Menteri Agama, tiba-tiba bilang tahun ini nggak ada sidang isbat, tentu kami juga akan protes juga karena ini sudah menjadi aturan," kata Gus Yahya.

Lebih lanjut, Gus Yahya menyampaikan Muhammadiyah merupakan pihak yang awalnya mengusulkan penentuan awal dan akhir Ramadhan lewat sidang isbat.

"Setahu saya bahkan dulu yang mengusulkan sidang isbat itu sendiri adalah dari Muhammadiyah. Saya nggak tahu apa karena yang mengusul sidang isbat itu Muhammadiyah supaya ada sidang isbat, lalu sekarang mengusulkan untuk tidak ada," jelas dia.

Selain itu, Gus Yahya menuturkan bahwa NU dan Muhammadiyah memang memiliki perbedaan dalam tata cara penentuan awal dan akhir Bulan Ramadhan.

"Ya itu usul saja tapi bagi Nahdlatul Ulama. Kami tetap saja berbeda pada pandangan bahwa awal Ramadan dan Idul Fitri itu ditentukan berdasarkan hasil rukyatul hilal," ucap Gus Yahya.

Baca Juga: PP Muhammadiyah ke Elite Politik: Jangan Jadikan Hak Angket Sumber Konflik Masyarakat

Biar Hemat Anggaran

Sebelumnya, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti beberapa waktu lalu mengemukakan bahwa sidang isbat tidak diperlukan untuk menentukan awal dan akhir Ramadhan 1445 Hijriayah.

Pernyataan tersebut disampaikannya saat berceramah dalam acara Tarhib Ramadan dan Milad ke-3 Masjid Al Birru di Desa Mindahan Kidul, Batealit, Jepara. Abdul menilai karena pada akhir Ramadhan hilal berada di atas 8 derajat.

"Insya Allah Idul Fitri akan bareng (dengan pemerintah). Posisi hilal saat akhir Ramadhan sudah di atas 8 derajat. Dengan posisi seperti itu, hilal sudah bisa dilihat jelas. Jadi tidak perlu sidang isbat, sehingga bisa hemat anggaran," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI