Belasan Pengelola Media Lokal Kumpul di Yogyakarta, Rumuskan Keberlangsungan Bisnis Media Masa Depan

Jum'at, 08 Maret 2024 | 23:15 WIB
Belasan Pengelola Media Lokal Kumpul di Yogyakarta, Rumuskan Keberlangsungan Bisnis Media Masa Depan
Pemimpin Redaksi Suara.com, Suwarjono tengah memberikan pemaparan dalam kegiatan pelatihan Advance Training for The Media Business Viability yang digelar Suara.com bersama International Media Support (IMS) di Yogyakarta, pada 7-8 Maret 2024. [Suara.com]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Eva Danayanti selaku Program Manager IMS di Indonesia, mengatakan bahwa pelatihan ini memang merupakan kelanjutan juga dari program serupa 1-2 tahun lalu, yang makanya diberikan kepada media-media terpilih yang selama ini menjalani program bimbingan bersama IMS dan Suara.com. Dia juga menjelaskan bahwa training dua hari ini hanyalah awal dari rangkaian program, karena dalam beberapa bulan ke depan masih akan diikuti oleh sesi-sesi coaching spesifik, beserta peluang pendanaan demi membantu media-media peserta mewujudkan ide pengembangan bisnisnya.

Pentingnya Memahami Kebutuhan Pengguna atau Audiens

Dalam sesi pemberian materi, Emilie Lehmann-Jacobsen, antara lain memulai dengan memaparkan tentang model kebutuhan pengguna atau audiens (user needs model). Hal itu berkaitan dengan konten yang dihasilkan oleh media, baik konten yang sifatnya informatif, aplikatif dalam kehidupan sehari-hari, sampai konten yang menginspirasi.

Dalam salah satu paparannya, Emilie mengingatkan bahwa di era sekarang, media tidak cukup hanya berpikir tentang memberitakan atau menyajikan informasi yang sifatnya up to date. Namun juga harus menciptakan konten pembeda dibanding media-media lainnya.

Oleh sebab itu, Emilie mengenalkan “User Needs Model 2.0” yang disebut merupakan produk pengembangan program BBC. Dalam model itu disajikan diagram pembagian kebutuhan audiens yakni know (fact driven), understand (context driven), feel (emotion driven), dan do (action).

Secara singkat, berdasarkan penjelasan Emilie, fact driven atau menginformasi audiens berarti memenuhi kebutuhan audiens akan suatu informasi. Sedangkan context driven atau memberi penjelasan, adalah dengan memenuhi kebutuhan audiens untuk memahami sesuatu.

Sementara itu untuk emotion driven, artinya adalah memenuhi kebutuhan audiens untuk merasakan sesuatu, biasanya lebih pada hal-hal yang relate dan berefek pada mereka. Lalu untuk action, media pada intinya bisa memfasilitasi audiens untuk melakukan sesuatu.

Tidak hanya penyampaian materi, training ini juga berlangsung lebih menarik dengan adanya diskusi dan praktik. Dalam salah satu praktik berkelompok yang dipandu Emilie misalnya, peserta diminta menganalisis potensi user needs model dari salah satu isu, yakni target Indonesia memiliki 80 persen penduduk kelas menengah pada tahun 2045.

Di bagian lain, peserta juga diminta untuk mengidentifikasi audiens medianya masing-masing, meliputi aspek demografi, konten terbaik atau yang paling perform, berdasarkan device pembaca, waktu pembaca paling banyak mengakses informasi, dan lain-lain. Peserta kemudian juga diminta melakukan studi kasus, dengan cara memilih artikel di situs masing-masing untuk dianalisis apakah sudah memenuhi aspek user needs yang mana, lalu diminta menganalisis user needs lain yang potensial.

Baca Juga: Daftar Pemenang Lomba Menulis Impact Stories dan Distribusi Terbaik Chandra Asri

Kembangkan Potensi Bisnis Baru, Peluang Mendapatkan Media Innovation Grant

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI