Saban Hari Kerja Mati-matian Kubur Jenazah, Cerita Saksi Hidup Kengerian Era Covid-19 di TPU Pondok Rangon

Rabu, 06 Maret 2024 | 15:24 WIB
Saban Hari Kerja Mati-matian Kubur Jenazah, Cerita Saksi Hidup Kengerian Era Covid-19 di TPU Pondok Rangon
Saban Hari Kerja Mati-matian Kubur Jenazah, Cerita Saksi Hidup Kengerian Era Covid-19 di TPU Pondok Rangon. (Suara.com/M Iqbal)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pandemi Covid-19 beberapa tahun lalu masih meninggalkan luka bagi masyarakat. Salah satu cerita datang dari petugas Penyedia Jasa Layanan Perorangan (PJLP), Endih yang bertugas di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Pondok Rangon, Cipayung, Jakarta Timur.

Endih merupakan petugas yang turut terlibat dalam proses pemakaman jenazah Covid-19. Setiap pagi, ia menyaksikan puluhan ambulans telah memasuki area pemakaman TPU Pondok Rangon.

"Paling parahnya itu bulan Juli 2020, (kerja) gak ada berhentinya, kita kerja benar-benar dari pagi, dari jam 6 teng ambulans udah ngetem," kata Endih kepada Suara.com.

Warga berdoa saat melakukan ziarah kubur di Tempat Pemakaman Khusus Covid-19 TPU Rorotan, Jakarta Utara, Sabtu (22/4/2023). [Suara.com/Alfian Winanto]
Warga berdoa saat melakukan ziarah kubur di Tempat Pemakaman Khusus Covid-19 TPU Rorotan, Jakarta Utara, Sabtu (22/4/2023). [Suara.com/Alfian Winanto]

Sebagai petugas, ia mengaku bekerja tanpa mengenal waktu saat masa pandemi tahun 2020 lalu. Endih menuturkan hampir setiap hari selama masa pandemi, dirinya bisa memakamkan 40 hingga 50 jenazah.

Baca Juga: Kasus Covid-19 Meningkat, Pedagang Beberkan Ketersediaan Stok Masker dan Obat di Pasar Pramuka

"Itu paling banyak 40-an sehari," kata dia.

Di suatu kesempatan Endih bahkan mengaku tidak memiliki waktu istirahat. Ia mengatakan dirinya pernah bekerja hingga tengah malam.

Namun saat hendak kembali ke rumah dan berisitirahat, ada jenazah lain dari luar kota yang akan dimakamkan di sini. Walhasil, ia dan kawan-kawan kembali menunggu hingga pagi.

"Ada lagi jam 12 (malam) kita baru mau pulang dari sini, ada lagi yang dari luar kota mau dimakamkan, kita tunggu sampe jam 2 lagi," kata dia.

Tempat Pemakaman Umum (TPU) Pondok Rangon, Cipayung, Jakarta Timur. (Suara.com/M Iqbal)
Tempat Pemakaman Umum (TPU) Pondok Rangon, Cipayung, Jakarta Timur. (Suara.com/M Iqbal)

Ribuan jenazah yang datang ke TPU Pondok Rangon membuat areal pemakaman itu kehabisan kapasitas. Pemerintah memutuskan untuk mengalihkannya ke TPU Bambu Apus, Endih dan kawan-kawan juga dipindahkan ke sana.

Baca Juga: Kenapa Covid-19 Kembali Merebak Lagi Hingga Bikin Orang-orang Bertumbangan

"Pernah penuh, tapi pindah ke Bambu Apus, saya juga dipindah-in ke sono, kalo dari PJLP sini, digilir seminggu-seminggu ke sana," ujarnya. 

Pemindahan Endih dan kawan-kawan itu dilakukan secara bergilir setiap periode satu Minggu. Hal itu dilakukan karena petugas PJLP di TPU Bambu Apus tidak sebanyak di TPU Pondok Rangon.

TPU Pondok Rangon di Jakarta Timur sudah penuh untuk pemakaman jenazah pasien Covid-19. (Suara.com/Bagaskara)
TPU Pondok Rangon di Jakarta Timur sudah penuh untuk pemakaman jenazah pasien Covid-19. (Suara.com/Bagaskara)

"Di sana kan PJLP-nya gak banyak," katanya.

Meski telah dipindahkan, kondisi makam khusus Covid-19 di TPU Bambu Apus, Jakarta Timur, Sabtu (6/3/2021) juga terisi penuh. TPU Bambu Apus saat itu tidak lagi menampung pemakaman jenazah Covid-19 akibat lahan di dua blok atau blad khusus sudah penuh.

Tercatat sebanyak 1.050 jenazah pasien Covid-19 dimakamkan di TPU Bambu Apus. Untuk itu, pemakaman Covid-19 kembali dialihkan ke TPU Srengseng Sawah. 

Setelah masa pandemi usai, Endih berharap agar tidak ada kejadian seperti ini lagi kedepannya. Selain dapat menimbulkan luka bagi keluarga yang ditinggalkan, pandemi ini juga memaksa Endih untuk bekerja ekstra keras.

"Semoga gak kejadian lagi, karena kita yang kerja juga capek," ujarnya. (Muhamad Iqbal Fathurahman)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI