Suara.com - Gedung DPR RI, Senayan Jakarta kembali digeruduk massa pendemo pada Selasa (5/3/2024). Kali ini, pendemo dari masyarakat sipil dan kaum buruh yang menggelar aksi unjuk rasa di depan DPR RI tergabung dalam Koalisi Nasional Penyelamat Demokrasi.
Pantauan Suara.com, massa yang menumpangi bus berpelat nomor daerah Tasikmalaya tiba di depan gedung DPR.
Saat turun dari bus tersebut, tampak puluhan pendemo kompak mengenakan seragam bertuliskan 'Barada' yang merupakan singkatan dari Barisan Putaran Sunda.
Selain itu, Mobil komando dari massa buruh juga tiba di lokasi.
Mereka menyampaikan salam kepada massa aksi yang telah tiba terlebih dahulu.
Massa buruh juga mengaku akan melakukan konvoi memutari gedung DPR dan kembali berkumpul di area orasi.
Dalam demo kali ini, sebanyak 15 tuntutan dengan 3 poin utama digaungkan para pendemo saat mereka di depan parlemen.
Ketiga poin itu adalah menolak kenaikan harga sembako, lawan pemilu curang, mendorong hak angket dan pemakzulan Presiden Jokowi.
"Tolak kenaikan harga sembako, lawan kejahatan pemilu/pemilu curang, segerakan hak angket DPR MPR RI dan makzulkan Jokowi," demikian dilihat dari poster yang terbentang di mobil komando.
Baca Juga: 2 Alasan Fraksi PKS Usul DPR RI Gunakan Hak Angket Usut Kecurangan Pemilu 2024
Sejumlah demonstran juga berdiri di tengah terik matahari sembari membentangkan poster kecil bertuliskan kekecewaan kepada Presiden Jokowi.
"Jokowi pengkhianat demokrasi Indonesia," tulis mereka.
Dalam poster yang dibentangkan, mereka menilai bahwa Jokowi mesti bertanggungjawab atas segala kerusakan di NKRI.
"Jokowi harus tanggungjawab, NKRI hancur," tulisnya.
Seorang ibu yang juga sebagai demonstran berdiri di tepi jalan. Sebuah poster tergantung di lehernya yang bertuliskan tentang Pancasila yang telah dicederai.
"Pancasila dicederai, demokrasi dibius mati, NKRI karam, nahkodanya serigala berbulu domba," tulisnya.
Demi mengamankan aksi unjuk rasa hari ini, pihak kepolisian telah mengerahkan sejumlah aparat keamanan gabungan dari TNI dan Polri. Dua unit mobil barracuda dan anti huru-hara juga telah bersiaga dari kejauhan.
Pantauan Suara.com, dalam aksi kali ini tidak ada massa tandingan. Berbeda dari sebelumnya, yang mana massa aksi sempat terjadi pertikaian dengan masa tandingan itu. (Muhamad Iqbal Fathurahman)