"Kalau di pesantren seperti itu lantas, siapa yang tepat buat contoh untuk orang awam kayak saya ini," sergah lainnya.
Di samping ada netizen kontra dengan reaksi santri yang ikut menari tersebut, adapun publik yang pro dan beberapa memberi penjelasan terhadap aktivitas yang memang berkembang di pusat pendidikan berbasis agama tersebut.
"Tapi memberi hiburan buat santri yang jauh dari keluarga ini," ujar netizen lain.
"Santri itu juga manusia, butuh hiburan. Enggak belajar melulu nanti pusing," dukung lainnya.
"Mereka yang dijenguk seminggu sekali, pas dijenguk kebanyakan dipinjemi hp. Dibukalah TikTok ya kan, jadilah mereka hafal joget-jogetnya," kata netizen lain memberi penjelasan.
"Kata adikku yang mondok, anak pondok itu enggak se-kudet yang kita bayangin. Padahal adikku di pondok engga bawa hp, tapi kalau pulang kadang tau lagu-lagu yang lagi trend," jelas netizen lain.
Seperti diketahui, beberapa masyarakat beranggapan bahwa ponpes menjadi salah satu tempat pendidikan yang baik untuk sebagian anak. Berkembangnya zaman, ponpes yang kerap dianggap saklek memang harus menyesuaikan dengan zaman.
Penggunaan handphone di dalam ponpes memang dilarang bagi santri. Kendati begitu, tak menutup kemungkinan, mereka akan mencari tahu dari sumber lain untuk mengikuti perkembangan yang saat ini terjadi.