Suara.com - Calon Presiden atau Capres nomor urut 2, Prabowo Subianto memang dikenal seorang anak guru besar ilmu ekonomi. Tidak hanya guru besar, sang ayah, Sumitro Djojohadikusumo juga dikenal sebagai mantan menteri keuangan.
Sebuah video dialog Prabowo Subianto mengenang masa mudanya. Awalnya ia menceritakan bagaimana sang ayahnya yang juga aktif dalam perpolitikan tanah air, di kala itu.
"Bapak saya itu guru besar, fakultas ekonomi Universitas Indonesia (UI), "ujar Prabowo Subianto. Sebagai seorang guru besar di masa itu, keberadaan Sumitro memang pernah dipercaya sebagai menteri.
Prabowo Subianto memang tidak merinci masa atau dekade sang bapak menjadi menteri atau berenti dari jabatan tersebut.
Baca Juga: Momen Prabowo Subianto Nyanyi di Warung Bakso, Lagu Romantis tapi Suara Tetap Garang
"Kadang-kadang masuk sebagai menteri, kadang keluar," aku Menteri Pertahanan ini.
Prabowo pun menyematkan istilah kepada sang bapak, dengan kalimat lebih sederhana. "Istilahnya kegiatan pokoknya sebagai Dekan Fakultas Ekonomi," aku Prabowo.
Dia pun mengenang saat sang ayah menjadi dekan di Fakultas Ekonomi, sering diajak ke lokasi kampus. "Saya sering dibawa ke Fakultas Ekonomi, di Salemba, waktu itu," ucapnya.
Melansir sejumlah sumber, diketahui jika ayah Prabowo sosok ekonom yang terkemuka di masanya.
Soemitro pernah menjabat sebagai Menteri Perdagangan dan Industri, Menteri Keuangan, dan Menteri Riset baik selama era Orde Lama maupun Orde Baru.
Baca Juga: Dokter Ini Tiru Gaya Prabowo Subianto saat Berenang, Bukannya Mengapung justru Tenggelam
Melansir sejumlah sumber, diketahui jika Soemitro berasal dari keluarga ningrat Jawa yang merupakan keturunan dari Raden Joko Kaiman Tokoh Pendiri Banyumas.
Baca Juga:
Bukan Ridwan Kamil, Gus Miftah Sebut Sosok Ini Kandidat Terkuat Jadi Gubernur Jabar, Ini Alasannya
Siti Atikoh Ungkap Omongan Ganjar soal Urusan Ranjang yang Membuatnya Makin Cinta
Selain itu ia juga adalah cucu canggah dari Raden Tumenggung Banyakwide atau Kertanegara IV yang pernah menjabat Bupati Karanganyar dan merupakan pengikut setia dari Pangeran Diponegoro yang memimpin pasukan di wilayah Karanganyar, Kebumen.
Soemitro merupakan anak sulung dari Raden Mas Margono Djojohadikusumo yang menempuh pendidikan ekonomi di Sekolah Tinggi Ekonomi Belanda di Rotterdam.
Setelah Perang Dunia Kedua, Soemitro kembali ke Indonesia dan turut dalam delegasi Indonesia untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa di Amerika Serikat.
Soemitro berperan dalam menggalang dana dan dukungan internasional demi kemerdekaan Indonesia. Dia juga turut dalam Konferensi Meja Bundar, setelahnya bergabung dalam Partai Sosialis Indonesia sebelum menjabat Menteri Perdagangan dan Industri dalam Kabinet Natsir.
Sosok Soemitro juga merupakan pencetus program Benteng dengan meluncurkan sejumlah kebijakan ekonomi nan mengarahkan Indonesia ke proses industrialisasi.
Soemitro kemudian menjabat Menteri Keuangan dalam Kabinet Wilopo dan Kabinet Burhanuddin Harahap, sembari mengembangkan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia sebagai dekannya yang kedua.
Selama Orde Lama, Soemitro disebut agak berbeda dengan Soekarno yang mendukung ke arah Partai Komunis Indonesia (PKI) selama era Djuanda yang menyebabkan Soemitro bergabung ke Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) di Sumatra.
Setelah PRRI ditumpas, Soemitro tidak pulang sampai tahun 1967, setelah Soeharto menjadi presiden. Soeharto mengundangnya kembali ke Indonesia dan mengangkat Soemitro menjadi Menteri Perdagangan dan Industri, dan belakangan sebagai Menteri Riset.
Itulah riwayat ayah Prabowo Subianto yang dikenal dengan seorang ekonom, guru besar sekaligus menteri yang diistilah sering keluar masuk kabinet.