Siapa Pendiri PSI dan Bagaimana Nasibnya Saat Ini? Berawal dari Kongkow di Cafe

Galih Prasetyo Suara.Com
Senin, 04 Maret 2024 | 12:57 WIB
Siapa Pendiri PSI dan Bagaimana Nasibnya Saat Ini? Berawal dari Kongkow di Cafe
Partai Solidaritas Indonesia (PSI) memberikan pembekalan kepada seluruh bakal calon legislatif yang telah lolol dalam proses seleksi di Balai Sarbini, Jakarta Selatan, Senin (20/8/2018). (Suara.com/Ria Rizki)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) tengah jadi gunjingan banyak pihak. Hal ini lantaran ledakan suara PSI jelang penutupan rekapitulasi Pemilu 2024.

Rekapitulasi suara sementara KPU menunjukkan PSI telah meraih 3,13 persen suara dari pemilihan anggota DPR RI per Senin (4/3) pukul 07.00 WIB. Dalam periode waktu itu, suara yang terhitung mencapai 65,73 persen.

Perolehan suara itu membuat PSI tinggal membutuhkan kurang dari satu persen suara, tepatnya 0,87 persen suara, untuk dapat mencapai ambang batas parlemen (parliamentary threshold) empat persen. Jika berhasil mencapai ambang batas, maka untuk pertama kalinya, PSI dapat menduduki kursi DPR RI di Senayan.

Baca juga:

Baca Juga: Viral! Anggota PPK Bekasi Timur Akui Ada Penggelembungan Suara Lewat Aplikasi Sirekap

Kenaikan suara PSI di Pemilu 2024 dianggap wajar oleh Wakil Ketua Dewan Pembina PSI, Grace Natalie. Menurut Grace, kenaikan suara partainya sesuatu yang wajar.

“Penambahan termasuk pengurangan suara selama proses rekapitulasi adalah hal wajar. Yang tidak wajar adalah apabila ada pihak-pihak yang mencoba menggiring opini dengan mempertanyakan hal tersebut,” kata Grace Natalie seperti dikutip dari Antara.

Grace pun menambahkan berbagai kemungkinan masih dapat terjadi selama KPU masih merekapitulasi suara para pemilih dalam Pemilu 2024.

"Apalagi hingga saat ini masih lebih dari 70 juta suara belum dihitung dan sebagian besar berada di basis-basis pendukung Jokowi di mana PSI mempunyai potensi dukungan yang kuat,” ucapnya.

Baca juga:

Baca Juga: Ada Ridwan Kamil, Atalia Praratya Geser Petahana dan Artis: Raih Suara Terbanyak di Dapil Jabar I

PSI saat ini diketuai oleh anak bungsu Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kaesang Pangarep. Kaesang didaulat jadi ketum PSI gantikan Giring Ganesha pada 25 September 2023.

Partai dengan logo tangan memegang pohon mawar itu didirikan pasca Pemilu 2014. Siapa para pendiri PSI dan bagaimana nasibnya saat ini? Berikut ulasannya

PSI Berawal dari Kongkow di Cafe

Akhir 2014 di sebuah cafe terkenal di bilangan Jakarta Selatan, lima anak muda berkumpul. Obrolan kelima anak muda ini menjadi cikal bakal berdirinya Partai Solidaritas Indonesia.

Mereka yang pertama menghadiri pertemuan di cafe itu ialah Raja Juli Antoni, Grace Natalie, dan Isyana Bagoes Oka. Lalu ada dua anak muda lagi yang juga turut hadir. Siapa dua anak muda itu?

Ditelusuri dari laman resmi PSI dan sejumlah pemberitaan di awal berdirinya partai ini tak disebutkan identitas dua anak muda tersebut.

Pertemuan kelima anak muda di sebuah cafe itu membicarakan fenomena Jokowi di pasca Pemilu 2014. Setelah pembicaraan mengenai hal itu serta kondisi perpolitikan Indonesia, mereka kemudian sepakat untuk mendirikan partai.

PSI kemudian resmi berdiri pada 16 November 2014 sesuai Akta Notaris Widyatmoko, S.H. Nomor 14 Tahun 2014. Di tanggal yang sama, DPP PSI kemudian mengajukan secara resmi mendaftaran sebagai partai politik.

Pada pertengahan 2016 tepatnya 7 Oktober 2016, PSI lolos verifikasi Kementerian Hukum dan HAM. Partai ini jadi satu-satunya Partai baru yang lolos seleksi badan hukum pasca Pilpres 2014.

Pada Pemilu 2019, partai ini lolos syarat pemilu dan mendapatkan nomor urut 11.

Seperti disebut di atas, setidaknya ada tiga anak muda yang menjadi pendiri PSI. Mereka adalah Grace Natalie, Isyana Bagus Oke dan Raja Antoni.

Selain ketiga seperti dikutip dari laman resmi partai, sosok Jeffrie Geovanie juga termasuk pendiri. Jeffrie sebenarnya bukan orang baru di politik Indonesia.

Sebelum menjadi ketua dewan pembina PSI, Jeffrie tercatat pernah bergabung di Nasdem (2012-2013), Golkar (2007-2012), PAN (2002-2007).

Pria kelahiran Jakarta ini bukan sosok sembarangan. Ia adalah mantu dari mantan Jaksa Agung era Orde Baru, Singgih SH. Jeffrie menikahi anak Singgih, Diana Geovanie.

Sosok mantan jaksa agung ini pernah menangani kasus penting yang jadi sorotan penting. Ia misalnya pelarangan buku Nyanyi Sunyi Seorang Bisu karya Pramoedya Ananta Toer yang terbit pada 6 Februari 1995.
Jaksa Singgih juga pernah tangani kasus kredit Bapindo kepada Golden Key Grup pimpinan Eddy Tansil. Kasus penyerangan kantor PDI pada 27 Juli 1996 juga ditangani oleh ayah dari Jeffrie.

Kembali ke Jeffrie, pria yang pernah mengajukan diri jadi cawagub DKI Jakarta ini pernah menjadi Direktur Bank Artha Prima Jakarta. Ia juga memiliki bisnis bidang hotel dan properti.

Pada tahun 2002 silam, Jeffrie Geovanie mendirikan Syafii Maarif Foundation—Maarif Institute, sebuah LSM yang aktif mengkaji masalah kebudayaan dan kemanusiaan. Kala itu, ia menjadi ketua yayasan.

Selain Jeffrie, tiga orang pendiri PSI seperti disebut di atas masih memiliki berkarier di politik Indonesia. Raja Antoni saat ini menjabat sebagai Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang Indonesia ke-2.

Sementara Isyana Bagoes Oka menjadi anggota Dewan Pembina PSI bersama Giring Ganesha. Sedangkan Grace menjadi wakil ketua Dewan Pembina PSI.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI