Suara.com - Calon Presiden atau Capres nomor urut 2 Prabowo Subianto menyimpan cerita yang dikenal oleh mantan ajudannya, Kapten (Purn) Agustinus Susanto. Dalam sebuah podcast sang mantan ajudan ini menceritakan bagaimana Prabowo sangat loyal pada pasukan.
Hidup daalam keluarga yang berada, karena anak mantan seorang pengusaha dan priyanyi tentu kehidupan Prabowo lebih beruntung dibandingkan anggota TNI lainnya, terutama pasukannya.
Di sebuah kesempatan, Prabowo Subianto ternyata pernah meminta uang pada orang tuanya, terutama papinya demi pasukan.
Cerita ini disampaikan mantan ajudan yang mengungkapkan sangat tereyuh dengan sikap Menteri Pertahanan tersebut. Video ini kemudian vial di media sosial.
Kapten Agustinus Susanto mengungkapkan bagaimana waktu itu Prabowo Subianto mendatangi orang tuanya yang kemudian meminta uang demi dirinya dan pasukan.
Baca Juga:
Langka! Pertama Dalam Sejarah: Penyidik KPK Geledah Kantor Sendiri
"Pak Prabowo itu, saya menyaksikan sendiri, datang orang tua untuk menceritakan bagaimana kondisi pasukan batalyon," ucap sang mantan ajudan.
Baca Juga: Datang Jauh-Jauh dari Palembang, Mayor Teddy Larang Ibu Ini Rekam Dirinya saat Bertemu
Saat itu, Prabowo mengungkapkan jika kondisi pasukan di batalyonya memprihatinkan. "Papi, waktu itu saya dengat, Prabowo ceritakan kondisi batalyon pada Papinya. Tolong bantu Pap," ujar sang ajudan menceritakan peristiwa yang diprediksi terjadi di tahun 1970 an tersebut.
Papi Prabowo, Sumitro Djojohadikusumo mendengarkan cerita anaknya tidak langsung menolak, melainkan meminta Prabowo meminta uang tersebut ke maminya.
"Bukan pak Sumitro menolak dan mengatakan tidak, oh. pak Sumitro minta Prabowo Subianto temuin Mami," pinta Sumitro.
Setelah bertemu dengan Maminya, Prabowo Subianto pun ternyata mendapatkan uang yang cukup banyak. Uang tersebut tidak hanya teruntuk dirinya, namun juga pasukannya.
Sang ajudan mengira saat pulang ia membawa koran dan kardus dalam jumlah tumpukan yang besar, namun ternyata bukan.
"Saya ternyata membawa kardus yang berisikan uang. Lalu sampai di rumah dinas batalyon, masing-masing kepala kompi dipanggil untuk menginventaris, masing-masing pasukan yang sudah punya tanah, dibangunnkan rumah," ucap Susanto.