Suara.com - Keberadaan istana negara di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara yang akan menjadi tempat berkantornya kepala negara menjadi simbol kebanggaan sendiri bagi anak bangsa. Sebab, istana yang ada selama ini untuk kantor presiden merupakan peninggalan kolonial.
Presiden Joko Widodo atau Jokowi berharap keberadaan Istana Garuda yang saat ini dibangun di IKN bakal menjadi kebanggaan tersendiri atau 'local pride' sebagai karya anak bangsa.
"Kita bangun sendiri dan bahan-bahan produk kita sendiri, dilakukan oleh anak-anak bangsa sendiri dan ini akan menimbulkan sebuah kebanggaan, harga diri," katanya dalam acara groundbreaking Gedung BPJS Kesehatan di kawasan Ibu Kota Negara (IKN), Kalimantan Timur, Jumat (1/3/2024).
Jokowi bahkan mengaku tidak bisa bercerita, tatkala tamu negara memuji bangunan istana yang saat ini menjadi tempatnya menjamu berbagai utusan atau delegasi dari berbagai negara yang berkunjung ke Indonesia.
Baca Juga: AHY Terima Arahan Jokowi di IKN, Perkara Sering Kritik Pemerintah Diungkit Lagi
"Karena kadang-kadang kalau saya mendapat tamu entah presiden entah perdana menteri, masuk ke istana kita, kemudian PM-nya bertanya, 'wah gedungnya bagus ya', saya enggak bisa jawab karena memang itu adalah peninggalan dari kolonial Belanda," tuturnya.
Sebelumnya, Jokowi memeriksa langsung pembangunan Kantor Presiden di IKN yang telah mencapai 74 persen.
Peninjauan tersebut didampingi Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Diana Kusumastuti.
Diana menjelaskna bahwa PUPR berfokus pada pemasangan baja serta bilah-bilah sayap Garuda yang menjadi bagian penting dari konstruksi.
Kepak Sayap
Baca Juga: Dulu Mengkritik! Kini AHY Nikmati Lari Pagi di Kawasan IKN: Sangat Senang dan Bangga
"Saat ini bilah-bilah ini sudah terpasang 1.282 dari 4.650, jadi kira-kira sepertiganya. Dan kami harapkan nanti untuk sayap burung Garuda ini bisa selesai di akhir Maret ini," kata Diana, Jumat (1/3/2024).
Meski ada beberapa kendala, terutama terkait logistik dan pemasangan baja dan bilah, Diana tetap optimistis pembangunan akan selesai tepat waktu dan bisa difungsionalkan pada Juni untuk selanjutnya digunakan dalam Upacara Peringatan Kemerdekaan ke-79 RI.
"Saya masih optimistis untuk bisa selesai, fungsional, tapi nanti masih ada sedikit-sedikit tambahan, mungkin untuk lanskapnya," ujarnya.
Untuk diketahui, bentuk desain istana negara di IKN yang diidentikan dengan burung garuda sedang mengepakkan sayap karya dari Nyoman Nuarta disetujui oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi beberapa waktu silam.
Desain bernama Istana Garuda merupakan satu dari bagian Istana Kepresidenan Nusantara yang dibangun di lahan seluas 55,7 hektare dengan luas tapak 334.200 meter persegi.
"Istana Garuda dirancang sebagai 'sesosok rumah' yang berasosiasi pada burung Garuda. Tidak hanya berhenti pada landmark sebuah kawasan, tetapi lebih sebagai perwujudan pencapaian sinergi antara seni, sains, dan teknologi," katanya mengutip situs kemenparekraf.go.id.
"Perpaduan ketiganya selalu mewarnai keberadaan bangunan-bangunan ikonik di seluruh dunia. Desain Istana Garuda akan benar-benar ditransformasikan dan diwujudkan dalam sebentuk pola arsitektur dengan mempertimbangkan aspek-aspek estetik, nilai guna, serta manfaat bagi kemajuan dunia pariwisata Tanah Air,” kata Nuarta.
Masih menurut Nyoman, Garuda menjadi desain karena kaitannya yang sangat erat dengan Indonesia dengan berbagai perbedaan, segala silang pandang, segala keragaman adat istiadat dan perilaku, dan perbedaan kepercayaan dan agama.
Bahkan, garuda merupakan simbol persatuan. Apalagi, garuda juga menjadi bagian dari lambang negara, Bhineka Tunggal Ika.