Suara.com - Sejak Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono dilantik menjadi Menteri Agraria Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional, kritikan terus mendera Partai Demokrat.
Sebagaimana diketahui sebelum AHY bergabung di kabinet Jokowi-Maruf, Partai Demokrat merupakan oposisi yang getol menyerang pemerintah.
Sampai-sampai pernyataan lama dari petinggi Demokrat kembali ramai dibicarakan di media sosial. Salah satu yang kini sedang ramai dibicarakan adalah cuitan lawas Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY.
Baca Juga:
Baca Juga: Sambil Tunjuk Peta IKN Sebut Banyak Investor Antre, Jokowi: Ini yang Paling Padat Nantinya
Bak Bumi dan Langit: Gathan Saleh Hilabi Nembak Orang Buron, Adiknya Bantu Orang Susah
Islah Bahrawi, pendukung paslon 03 Ganjar Pranowo-Mahfud MD, memposting kembali cuitan lama SBY yang menyindir pemerintahan Jokowi.
""Luar biasa negara ini. Tak masuk di akal saya. Naudzubillah. Betapa kekuasaan bisa berbuat apa saja. Jangan berdusta. Kami semua tahu," cuplikan cuitan SBY yang diunggah Islah. SBY mengeluarkan pernyataan itu itu lewat akun Twitter-nya, Selasa (14/2/2017).
Islah lalu menyindir SBY dan Partai Demokrat yang dianggapnya tidak konsisten karena kini memuji Preside Jokowi.
Baca Juga: Dear Pak Jokowi, Begini Pesan Ernest Jika Soeharto Dijadikan Pahlawan Nasional
"Inkonsistensi adalah cara lazim para elite kekuasaan yang gemar menyibukkan diri dengan bayangannya di dinding," tulis Islah di akun X.
Konteks cuitan SBY itu adalah merespons pernyataan mantan Ketua KPK Antasari Azhar yang menuding dikriminalisasi oleh SBY.
SBY menganggap serangan terhadap dirinya itu terkait persaingan Pilgub DKI yang salah satu kandidatnya adalah anaknya sendiri, AHY.
"Tujuan penghancuran nama SBY oleh Antasari & para aktor di belakangnya ~ agar Agus-Sylvi kalah dlm pilkada besok, 15 Feb 2017," kata SBY melanjutkan cuitannya.
SBY mengaku sudah menduga hal ini akan terjadi. Dia menyebut pemberian grasi kepada Antasari oleh Presiden Jokowi bermuatan politik.
"Yg saya perkirakan terjadi. Nampaknya grasi kpd Antasari punya motif politik & ada misi utk serang & diskreditkan saya (SBY)," kata SBY.