Suara.com - Partai Nasdem dinilai akan menunggu langkah dari PDIP terkait putusan politik mereka, bergabung ke koalisi gemuk Prabowo-Gibran atau tetap berada di jalur perubahan yang mereka usung selama Pilpres 2024.
Menurut pengamat politik dari Universitas Andalas, Asrinaldi, elit Nasdem bagaimanapun juga akan memikirkan kondisi partainya setelah Pemilu 2024 selesai.
Untuk bisa menentukan langkah partai ke depan, menurut Asrinaldi, elit Nasdem akan menunggu sikap dari PDIP terkait wacana menggulirkan hak angket.
Baca juga:
Baca Juga: Ditanya soal Peluang Gabung Kabinet Prabowo, Ini Jawaban Ganjar Pranowo
- Cak Imin Tiba-tiba Minta Maaf atas Keseluruhan Kesalahan, Ada Apa?
- Harta Berlimpah Dedi Mulyadi yang Heran Orang Ribut Beras Mahal, Punya Duit Rp7,8 M
- Fakta Tentang Kucing Penting Prabowo Subianto yang Ikut Pertemuan dengan Gibran Rakabuming Raka: Harganya Selangit!
Dijelaskan oleh Asrinaldi, PDIP selaku partai dengan pemilik suara terbanyak pada pemilu tahun ini setuju dengan hak angket, maka Partai NasDem akan secara total mendukung PDI Perjuangan di kubu oposisi.
Namun, jika pada akhirnya PDI Perjuangan berbalik masuk ke kubu koalisi maka Partai NasDem dipastikan juga akan mengubah sikapnya.
"NasDem akan memikirkan nasib partainya karena kalau hanya oposisi dipilih 'kan selama ini orang tahu oposisi dalam konteks pemerintahan tidak mendapatkan apa-apa," katanya seperti dikutip dari Antara, Kamis (29/2).
Namun jika akhirnya pilihan politik gabung ke koalisi Prabowo-Gibran diambil, Nasdem mau tak mau harus menyetujui sejumlah syarat yang mungkin akan diajukan.
"Kalau NasDem masuk, ya berarti hasil pemilu harus diterima," imbuhnya.
Sebelumnya, Surya Paloh mengatakan akan sangat disayangkan jika usulan hak angket kecurangan Pemilu 2024 diabaikan begitu saja.
"Saya pikir hak-hak konstutisional itu jalan yang mau kita tempuh. Sayang sekali kalau itu diabaikan, sayang seribu kali sayang," kata Paloh di Wisma Nusantara, Jumat (23/2/2024).
Paloh menegaskan bahwa tiga partai pendukung pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar yakni NasDem, PKB, dan PKS akan mendukung usulan hak angket tersebut.
"Sikap kita dalam hal ini pendukung Mas Anies dan Cak Imin dalam koalisi perubahan jelas lah memberikan support memberikan katakanlah dukungan, prosesnya bagaimana? Ya biarkan dia mengalir saja secara natural saja," ucap Paloh.
Hasil hitung sementara Komisi Pemilihan Umum (KPU) menunjukkan pasangan capres-cawapres nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka mengantongi perolehan suara 58,84 persen.
Di posisi dua ada pasangan calon nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dengan perolehan suara sebanyak 24,46 persen dan pasangan calon nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud Md dengan perolehan suara 16,7 persen di posisi terakhir.