Ibu Ani Yudhoyono dalam bukunya Kepak Sayap Putri Prajurit juga menggambarkan bagaimana begitu terpukulnya SBY begitu tahu akan dijadikan menteri oleh Gus Dur.
Menurut Ani, raut muka SBY sangat murung. SBY kata dia, merasa seperti diempaskan ke sebuah tempat yang tidak dikehendaki.
"Ia hanya merasa langkahnya di atas jembatan Angkatan Darat diputus begitu saja. Ibarat pendaki gunung, SBY sudah bersusah payah meniti jalur pendakian yang sulit dan hampir mencapai puncak. Lalu tiba-tiba ia digiring untuk berkecimpung di laut," ujar Ani.
Saat itu kata Ani, kehidupan di rumahnya menjadi mendung. Rasa nelangsa yang begitu hebat, tutur Ani, membuat ia dan keluarga tidak bisa tersenyum.
Ini sampai membuat Ani dan keluarga serba salah. Makan tak enak, tidur tak enak bahkan mau bicara pun enggan.
"Aku dan dua anakku menangis. Agus dan Ibas pasti masih mengingat hari itu. Pada akhirnya rasa nelangsa tidak bisa kami pendam," ujar Ani Yudhoyono.
Rasa ragu di benak SBY untuk menjadi menteri atau tidak hilang ketika dirinya berkonsultasi dengan sang ayah, Sukoco.
"Ya kalau sudah putusan presiden, kamu jalanin aja. Ya diterima saja Sus. KAmu harus tulus dan ikhlas. Karena setiap pengabdian kepada bangsa dan negara, bisa dilakukan di mana saja, dan pengabdian itu sama saja,” nasehat sang ayah.
Mendengar nasehat itu, hati SBY perlahan mulai tenang. Ia mulai bisa menerima takdirnya hingga akhirnya dilantik menjadi Mentamben.
Baca Juga: Profil 4 Calon Menkeu Prabowo Pengganti Sri Mulyani Menurut 'Ramalan' Media Asing