Alasan Kuat Ganjar Pranowo Menolak Masuk Dalam Kabinet

Tasmalinda Suara.Com
Rabu, 28 Februari 2024 | 21:30 WIB
Alasan Kuat Ganjar Pranowo Menolak Masuk Dalam Kabinet
Ganjar Pranowo saat memberikan keterangan pada wartawan di rumah Butet Kartaredjasa, Bantul, DIY, Sabtu (17/2/2024). [Hiskia Andika Weadcaksana/Suarajogja.id]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Upaya rekonsiliasi yang ditawarkan Capres nomor urut 2, Prabowo Subianto tampaknya tidak akan diterima oleh Ganjar Pranowo. Mantan Gubernur Jawa Tengah ini mengungkapkan jika tidak mau bergabung ke dalam kabinet nantinya.

Pernyataan Ganjar ini kemudian viral di media sosial. Di video yang viral tersebut tampak Ganjar ditanya mengenai kemungkinan untuk bergabung ke Pemerintahan yang terbentuk nantinya.

Tanpa mendahului hasil penetapan KPU, Ganjar ditanya peluang untuk masuk ke dalam susunan kabinet nantinya. 

"Kalau seadainya, ini bicara seadainya, masuk kabinet siap?, ujar pembawa acara. Mendapatkan jabatan tersebut, Ganjar pun kemudian memastikan tidak ada masuk kabinet meski siapapun pemenangnya.

Baca Juga: Jumlah Suaranya Kerap Diungkit jadi Baterai HP, Ganjar Pranowo Tetap Bahagia, Ini Buktinya

Baca Juga:

Cucu Presiden dan Anak Cawapres, Tas Sekolah Jan Ethes Jadi Omongan Gegara Beda Sendiri

Cak Imin Tiba-tiba Minta Maaf atas Keseluruhan Kesalahan, Ada Apa?

"Ya tidak (tidak mau)," ujar Ganjar yang kemudian ditanya alasannya.

"Menghormati mereka yang menang! Kami memberikan keleluasaan tersebt kepada pemenang dan timnya, itu jauh kami memberikan hormat," sambung Ganjar.

Baca Juga: Kabar Terkini Harun Masiku, Eks Kader PDIP Buronan Kasus Korupsi

Kemudian ayah Alam ini ditanya jika ajakan masuk kabinet ialah bentuk rekonsiliasi demi kedamaian.

"Jangan kemudian diartikan, tidak di dalam pemerintahan tidak akan damai. saya khawatir jika semuanya berada di dalam pemerintahan. Pasti semuanya akan bercerita jika ini semuanya ialah Mbahnya oligarki," sambung Ganjar.

Ia pun ingin mengajarkan kepada publik, jika menjadi capres dan cawapres itu tidak sedang mencari pekerjaan namun lebih kepada amanah yang bebannya jauh lebih besar.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI