PSI Sebut Lembaga Survei Tutupi Elektabilitas Partainya, Burhanuddin Muhtadi Balas Menohok

Wakos Reza Gautama Suara.Com
Rabu, 28 Februari 2024 | 20:43 WIB
PSI Sebut Lembaga Survei Tutupi Elektabilitas Partainya, Burhanuddin Muhtadi Balas Menohok
Ilustrasi PSI. PSI sebut lembaga survei tutupi elektabilitas partainya. [Suara.com/Alfian Winanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Partai Solidaritas Indonesia atau PSI masih berharap bisa lolos parlimentiary treshold 4 persen pada Pemilu 2024 kali ini. 

Lewat akun resminya, PSI mengklaim ada beberapa lembaga survey menunjukan elektabilitas PSI mencapai 4,4 persen.

"Tapi sayangnya survey ini ngga dipublish, kira-kira kenapa ya?" tanya akun PSI di platform X. Tidak hanya itu, PSI juga menuding ada kecurangan.

Baca Juga:

Baca Juga: Ramai Isu Hary Tanoe Transfer Suara ke PSI di Pemilu 2024, Grace Natalie Respons Sembari Guyon

Cak Imin Tiba-tiba Minta Maaf atas Keseluruhan Kesalahan, Ada Apa?

Harta Berlimpah Dedi Mulyadi yang Heran Orang Ribut Beras Mahal, Punya Duit Rp7,8 M

Menurut PSI, banyak ditemukan indikasi yang dilakukan oknum untuk menggembosi perolehan suara PSI di Pemilu 2024.

Meski tiap TPS berkurang hanya 3 sampai 4 suara, menurut PSI, jika ini masif dilakukan di tiap TPS tentu jumlahnya akan banyak dan merugikan PSI.

"Yuk, bantu kawal suara PSI. Karena, tiap satu suara yang diberi untuk PSI, merupakan amanat rakyat yang harus diperjuangkan," tulis akun resmi PSI. 

Baca Juga: Bikin Geger! Hary Tanoe Transfer Suara Demi PSI Lolos ke Senayan, Perindo Langsung Buka Suara

Cuitan PSI ini mendapat respons dari founder lembaga survei Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi

Berdasarkan hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei, kata Burhanuddin, PSI tidak bakal lolos ke Senayan di Pemilu 2024.

"Saya sudah twit beberapa kali bahwa menurut ijma’ ulama quick count, PSI tidak lolos PT 4%," ujar Burhanuddin Muhtadi.

Menurut dia, kini masyarakat tinggal menunggu saja apakah hasil real count KPU berbeda atau tidak dengan hasil quick count sejumlah lembaga survei.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI