Cerita Soeharto Terima Pangkat Jenderal Besar tapi 7 Bulan Setelahnya Lengser

Tasmalinda Suara.Com
Rabu, 28 Februari 2024 | 19:11 WIB
Cerita Soeharto Terima Pangkat Jenderal Besar tapi 7 Bulan Setelahnya Lengser
Suharto main golf bersama presiden Marcos [ANTARA Foto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sosok Presiden yang paling lama memimpin Indonesia, Suharto kembali menjadi bahasan publik di saat bersamaan menteri Prabowo Subianto mendapatkan pangkat jenderal kehormatan dari Presiden Jokowi.

Publik kemudian mengingat Suharto yang mendapatkan pangkat atau gelar sebagai Jenderal Besar di tahun 1997. Sayangnya 7 bulan bergelar dengan pangkat Jenderal besar, kepemimpinanya lengser oleh gerakan Reformasi tahun 1998.

Pemberian gelar Jenderal Besar pada Suharto tepatnya pada perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) ke-52 pada 5 Oktober 1997. 

Panglima ABRI saat itu, Jenderal Feisal Tanjung mengungkapkan pada awak media jika pemberian pangkat jenderal besar bintang lima tidak terkait dengan posisi Soeharto sebagai Presiden RI. Yang kemudian Presiden pun akan bertindak sebagai Panglima Tertinggi ABRI.

Baca Juga: Tom Lembong Ogah Jabatan Menteri Kabinet Prabowo Subianto: Buat Apa?

Disebutkan jika pangkat kehormatan jenderal besar diberikan karena berhasil memimpin sejumlah operasi militer Serangan Umum 1 Maret 1949), Trikora dalam Perebutan Irian Barat pada 1962 dan menumpas pemberontakan G30S/PKI pada 1965.

Saat itu, Suharto merupakan jenderal bintang lima ketiga setelah Jenderal Sudirman, dan Jenderal Abdul Haris Nasution. Gelar atau pangkat jenderal bintang besar ini kemudian dihapuskan.

Soeharto dalam catatannya disebutkan pemimpin operasi Serangan Umum 1 Maret 1949 kota Yogyakarta yang diduduki Belanda.

Kehadiran pasukan yang dipimpin Soeharto dinilai sangat berjasa pada saat perebutan yang disebut mengakibatkan perang selama 6 jam.

Sementara Operasi Mandala Trikora Pembebasan Irian Barat, Soeharto diketahui baru menjadi jenderal yang disebutkan juga mengatur strategi pasukan menyerang ke Irian Barat yang dikuasai Belanda.

Baca Juga: Pegang Bintang Empat di Pundak, Prabowo Ucap Tiga Kata Ini dengan Wajah Semringah

Situasi ekonomi di tahun 1997 mulai tidak kondusif, nilai rupiah disebut menaik, sampai dengan awal tahun 1998 melemah yang mengakibatkan harga bahan pokok naik, bahan bakar juga naik, serta terjadi PHK di banyak usaha.

Desakan untuk Soeharto mundur setelah memimpin 32 tahun menguat di kalangan mahasiswa, dan politisi akar rumput.

Tepat 7 bulan setelahya gelar Jenderal Besar, muncul gerakan Reformasi 1998 yang mengakibatkan kekuasaan Suharto lengser.

Soeharto akhirnya memilih untuk mengundurkan diri dari jabatannya pada 21 Mei 1998 atau 7 bulan setelah mendapat gelar jenderal bintang lima atau jenderal besar.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI