Suara.com - Pengamat Rocky Gerung memperingatkan bahaya anggaran makan siang gratis yang menjadi program unggulan Capres dan Cawapres Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Hal itu diungkapkan dalam dialog secara daring yang disiarkan kanal YouTube Forum News Network.
Awalnya, Rocky Gerung ditanya oleh Hersubeno Arief sebagai pemandu acara mengenai posisi Sri Mulyani di pemerintahan baru mendatang.
Baca Juga:
- Cak Imin Hilang dari X, Buntut Koreksi Pernyataan Anies Baswedan?
- Bak Bumi dan Langit: Gathan Saleh Hilabi Nembak Orang Buron, Adiknya Bantu Orang Susah
- Kena Mental, Jagoan Medan Ucok Baret Minta Maaf Usai Tantang Duel Hercules
Rocky Gerung menilai era Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan sudah selesai. Menurutnya, Sri Mulyani telah gagal mempertahankan reputasinya sebagai orang yang secara etis mengerti tentang public policy yang pernah didengung-dengungkan.
"Tetapi kita mesti putuskan juga bahwa Sri Mulyani mungkin sekali sudah ditegur oleh World Bank supaya jangan lagi ikut campur ikut menyusun sesuatu yang berbahaya bagi Indonesia," katanya dikutip.
"Itu karena makan siang itu pasti dianggap sebagai hal yang rantai korupsinya akan panjang tuh. Harga makan satu piring di Jakarta itu mungkin tinggal jadi satu sendok sampai di Papua. Tuh karena dikorupsi di tengah jalan," imbuhnya.
Dia menyampaikan, Bank Dunia pasti sudah menghitung bahwa program tersebut bukan begitu cara mengentaskan kemiskinan.
"Bank dunia pasti menghitung bahwa itu tidak efisien karena bukan begitu proyek Bank dunia untuk mengeteskan kemiskinan itu," katanya.
Baca Juga: Bukan Sri Mulyani, Media Asing Sebut Prabowo Malah Incar Sosok Ini Jadi Menkeu
Rocky Gerung yakin Sri Mulayni sudah saling menghubungi dengan Bank Dunia. "Mungkin Word Bank bilang udah Ibu Sri Mulyani nggak usah ikut-ikutan di situ biar sinkronisasi itu berjalan secara tidak sinkron karena tidak ada Sri Mulyani," katanya.