Suara.com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengagendakan pemeriksaan terhadap Hanan Supangkat atau yang dikenal sebagai pengusaha celana dalam.
Hanan dijadwalkan menjalani pemeriksan saksi dalam kasus tindak pidana pencucian uang atau TPPU yang menjerat mantan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo pada Jumat, 1 Maret depan.
"Informasi yang kami peroleh benar, (Hanan) sebagai saksi dalam perkara tindak pidana pencucian uang tersangka SYL," kata Kepala Bagian Pemberitaan KPK Ali Fikri lewat keterangan yang diterima Suara.com, Rabu (28/2/2024).
Ali belum mengungkap materi pemeriksaan terhadap Hanan, namun diduga dia memiliki informasi penting yang dibutuhkan penyidik dalam mengusut dugaan pencucian uang yang menjerat SYL.
Baca Juga: Kelakuan SYL Awal jadi Mentan, Ancam 'Goyang' Jabatan Bawahan jika Tak Beri Uang Setoran
SYL, ditetapkan sebagai tersangka bersama Direktur Alat dan Mesin Pertanian Kementerian Pertanian (Kementan) Muhammad Hatta, dan Sekjen Kementan Kasdi Subagyono.
Ketiganya diduga melakukan korupsi berupa pemerasan dalam jabatan bersama-sama menyalahgunakan kekuasaan dengan memaksa memberikan sesuatu untuk proses lelang jabatan, termasuk ikut serta dalam pengadaan barang dan jasa, disertai penerimaan gratifikasi.
SYL selaku menteri saat itu, memerintahkan Hatta dan Kasdi menarik setoran senilai USD 4.000-10.000 atau dirupiahkan Rp62,8 juta sampai Rp157,1 juta (Rp15.710 per dolar AS pada 11 Oktober 2023) setiap bulan dari pejabat unit eselon I dan eselon II di Kementan.
Uang itu berasal dari dari realisasi anggaran Kementan yang di-mark up atau digelembungkan, serta setoran dari vendor yang mendapatkan proyek. Kasus korupsi yang menjerat Syahrul terjadi dalam rentang waktu 2020-2023. Dalam dakwaan Jaksa KPK saat persidangan SYL disebut melakukan korupsi sebesar Rp 44,5 miliar.