Suara.com - Ketua Majelis Pertimbangan PPP, M Romahurmuziy, mengatakan terlalu dini untuk menyikapi pemerintahan baru, terlebih pemenang Pilpres 2024 belum diumumkan secara resmi oleh KPU RI.
Hal itu disampaikan politikus yang akrab Rommy saat menanggapi pernyataan Ketua Bappilu DPP PPP, Sandiaga Uno yang ramai menyatakan siap untuk bergabung ke pemerintahan baru membangun bangsa.
"Masih terlalu pagi menyikapi pemerintahan baru, karena pemenangnya siapa bahkan belum diumumkan oleh KPU," kata Rommy kepada Suara.com dikutip Rabu (28/2/2024).
Ia menyampaikan, posisi PPP sendiri berdasarkan pertemuan ketua umum partai politik pengusung paslon nomor urut 3 masih solid mendorong hak angket digulirkan di DPR RI terkait kecurangan Pemilu 2024.
"Berdasarkan pertemuan para Ketum pengusung paslon 03 Sabtu (25/2) lalu, PPP tetap berada pada posisi solid mendorong penggunaan hak angket DPR pada saat masuki masa sidang 5 Maret 2024 nanti," ungkapnya.
Menurtnya hak angket di DPR RI tersebut sangat penting untuk membongkar terkait dugaan kecurangan di Pemilu 2024.
"Hak ini diperlukan untuk membuka seterang-terangnya berbagai narasi kecurangan pemilu yg muncul. Sehingga tidak perlu alergi atau khawatir dengan bergulirnya ini," pungkasnya.
Sebelumnya, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tidak menutup kemungkinan untuk bergabung dalam koalisi pemerintahan presiden dan wakil presiden terpilih 2024-2029. Kekinian berdasarkan hasil real count KPU sementata pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka masih unggul.
Ketua Bappilu PPP Sandiaga Uno memandang pihaknya akan sangat terhormat bila memang ada ajakan PPP bergabung kembali ke kabinet.
Baca Juga: Demi Bergulirnya Hak Angket Pemilu 2024, Pertemuan Surya Paloh-Megawati Ditunggu
Mengenai masuk kabinet pemerintahan mendatang, Sandiaga menegaskan bahwa posisi PPP saat ini merupakan partai pendukung pemerintah. Tentu ke depan tidak tutup kemungkinan posisi PPP tetap berlanjut di dalam pemerintahan.