Suara.com - Presiden Joko Widodo atau Jokowi enggan menjawab pertanyaan perihal dirinya yang disebut akan terlibat dalam penyusunan kabinet Prabowo-Gibran semisal menjadi presiden dan wakil presiden terpilih.
Kepala Negara justru meminta pertanyaan itu ditanyakan langsung kepada Prabowo Subianto yang tengah bersama dirinya.
Baca Juga:
Cak Imin Tiba-tiba Minta Maaf atas Keseluruhan Kesalahan, Ada Apa?
Kena Mental, Jagoan Medan Ucok Baret Minta Maaf Usai Tantang Duel Hercules
Harta Berlimpah Dedi Mulyadi yang Heran Orang Ribut Beras Mahal, Punya Duit Rp7,8 M
Diketahui keduanya hadir dalam acara Rapim TNI-Polri yang digelar di Mabes TNI.
"Tanyakan ke Pak Prabowo, kok tanyakan kepada saya," kata Jokowi, Rabu (28/2/2024).
Hal serupa disampaikan Jokowi saat menjawab pertanyaan terkait Prabowo yang sedang menyiapkan pemerintahan selanjutnya.
Baca Juga: Sambut Kehadiran Jokowi, Prabowo Tampak Beda Kenakan Seragam Militer
"Ditanyakan ke Pak Prabowo. Jangan tanyakan kepada saya," kata Jokowi.
Sebelumnya, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menegaskan Jokowi akan memiliki peran usai tidak menjabat presiden.
Diminta tanggapan terkait pernyataan Airlangga, Jokowi memberikan respons senada.
"Tanyakan ke Pak Airlangga," kata Jokowi.
Padahal, Airlangga pernah memastikan Jokowi akan memiliki peran di pemerintahan mendatang.
Kendati begitu, Airlangga belum memastikan Jokowi akan memiliki peran sebagai apa dan di mana.
"Tentu akan ada perannya tapi kita tunggu," kata Airlangga di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (27/2/2024).
Airlangga merespons sekaligus anggapan atau pandangan Jokowi akan cawe-cawe di pemerintahan Prabowo-Gibran. Airlangga tidak spesifik menjawab.
Ia hanya menegaskan semua menunggu keputusan resmi Komisi Pemilihan Umum (KPU)
"Kita tunggu keputusan KPU," ujarnya.
Sebelumnya, dalam Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Senin kemarin, program prioritas Prabowo-Gibran turut dibahas. Program prioritas yang dibahas tersebut adalah program makan siang gratis.
Airlangga menyampaikam alasan mengapa program paslon nomor urut 2 itu sudah dibahas di Istana, kendati KPU belum memberikan hasil hitung resmi total perolehan suara.
Kekinian keunggulan Prabowo-Gibran di perolehan suara resmi atau real count masih bersifat sementara lantaran suara yang masuk dan dihitung belum mencapai 100 persen.
"Itu kan namanya envelope. Amplop. Amplop anggaran kan harus dibaca detailnya lagi," kata Airlangga.