Suara.com - Juru Bicara Timnas AMIN, Muhammad Said Didu mengkritisi wacana Jokowi memimpin persekutuan partai politik jika Prabowo-Gibran menjadi Presiden dan Wakil Presiden RI.
Seperti diketahui berdasarkan pemberitaan di Tempo disebutkan bahwa Prabowo-Gibran berencana membentuk koalisi besar agar mendapat dukungan mayoritas di DPR RI.
Bahkan menurut Tempo, Jokowi disebut-sebut berencana memimpin persekutuan partai politik itu secara langsung.
Baca Juga:
Baca Juga: Jokowi Ingin Kota Makassar Layaknya Shenzen Di China, Memang Bisa?
Kena Mental, Jagoan Medan Ucok Baret Minta Maaf Usai Tantang Duel Hercules
Cak Imin Tiba-tiba Minta Maaf atas Keseluruhan Kesalahan, Ada Apa?
Menanggapi hal itu, Said Didu mengatakan bahwa Jokowi menyiapkan diri menjadi Ketua Politbiro selain juga menyiapkan dinasti politiknya.
"Sepertinya akan dirancang Penasehat Presiden adalah Jokowi dan anggotanya adalah Ketua-Ketua Parpol," ujar Said Didu di akun X.
Artinya kata dia, Presiden nantinya hanyalah boneka sementara yang berkuasa adalah Jokowi sebagai Ketua Politbiro.
Baca Juga: Harta Kekayaan 9 Ketum Partai yang Lolos Parlemen di Pemilu 2024
"Artinya Presiden hanya boneka-yg berkuasa adalah Jokowi selaku Ketua "Politbiro". Seperti di China?" kicau eks Sekretaris BUMN itu.
Politibiro adalah istilah yang dikenal dalam negara komunis. Dalam struktur partai komunis, politbiro adalah dewan pimpinan tertinggi dari partai komunis.
Anggotanya hanya sedikit dan mereka yang menentukan arah kebijakan partai (dan negara, untuk negara komunis).
Di Indonesia, Politbiro pernah ada ketika Partai Komunis Indonesia (PKI) masih berdiri. Salah satu anggota Politibiro PKI adalah DN Aidit.