Dikhianati SBY Tahun 2004, Jokowi Mengulang Sejarah Beri Luka Baru Untuk Megawati

Andi Ahmad S Suara.Com
Selasa, 27 Februari 2024 | 09:51 WIB
Dikhianati SBY Tahun 2004, Jokowi Mengulang Sejarah Beri Luka Baru Untuk Megawati
Presiden RI Joko Widodo atau Jokowi menghadiri secara langsung acara pembukaan Rapat Kerja Nasional atau Rakernas ke-2 PDI Perjuangan di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Selasa (21/6/2022). (Suara.com/Bagaskara)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemilihan Presiden (Pilpres 2024) nampaknya sama panasnya ketika Pemilu 2004. Pasalnya, ketegangan itu muncul antara Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Megawati Soekarnoputri.

Kali ini, pengulangan sejarah Pemilu 2004 itu terjadi lagi. Apalagi adanya pembelotan Joko Widodo (Jokowi) di Pilpres 2024 dengan mendukung Capres 02 Prabowo Subianto.

Infromasi yang didapat, pada 2004 lalu ketegangan itu muncul antara Ketua Umum PDI Perjuangan dengan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat.

Pengkhianatan SBY kepada Megawati pada waktu itu muncul saat orang tua dari AHY maju bersama Jusuf Kalla.

Baca Juga: AHY Pamer Rapat Kabinet, Malah Ditanya Apa Rasanya Bersalaman dengan Moeldoko

Padahal, waktu itu SBY tengah menjabar sebagai Menko Polhukam dalam Kabinet Gotong Royong era Megawati jadi Presiden RI.

Pada pemilu 2024 ini, pengulangan sejarah pengkhianatan itu terjadi saat Jokowi membelot dari Megawati.

Pasalnya, PDI Perjuangan mengusung Capres 03 Ganjar Pranowo - Mahfud MD, sedangkan Jokowi disebut-sebut berbelot dengan mendukung Capres 02 Prabowo-Gibran.

Nampaknya polemik Megawati vs SBY dan Jokowi tersebut mendapatkan sorotan dari banyak pihak, salah satunya Direktur Eksekutif Sentral Politika, Subiran Paridamos.

Kepada wartawan dia berujar, bahwa hubungan Megawati dengan Jokowi akan retak akibat tidak satu komando pada pilihan PDIP.

Baca Juga: Sebut Pengaruh Jokowi Bikin Sri Mulyani-Prabowo Salaman, Pengamat: Isu Miring Langsung Rontok!

Megawati dan SBY (Kolase)
Megawati dan SBY (Kolase)

Hal itu terlihat ketika Jokowi malah memajukan putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka menjadi bakal calon wakil presiden Prabowo Subianto.

"Jokowi tidak bertabayyun dengan Megawati terkait Gibran ini sampai selesai Pilpres 2024," kepada wartawan belum lama ini.

Dia memprediksi, akibat sikap politik yang berseberangan serta manuver politik yang tak wajar dilakukan Jokowi melalui politisasi lembaga peradilan, berpotensi mengulang ketegangan politik antara Megawati dan SBY.

Sementara itu, SBY baru-baru ini buka suara terkait ketegangan dirinya dengan Megawati. Bahkan, Bahkan, mantan Presiden ke-6 ini mengaku memiliki kesamaan ideologi dengan Ketum PDIP tersebut.

Momen itu terlihat pada unggahan akun YouTube CNN Indonesia. SBY mengaku bahwa Megawati tidak pernah mengganggu dirinya saat menjabat sebagai Presiden.

"Waktu menjadi Presiden sampai dengan sekarang saya menghormati ibu Mega dengan keluarganya, itu modal pending menurut saya karena saya melihat itu dari bagai mana ibu Megawati yang saya katakan tidak pernah mengganggu dan tidak jahat, saya juga tentu didak mungkin jahat kepada ibu Megawati dan siapapun," ungkapnya.

Unggahan itu tentu mendapatkan sorotan dari netizen.

"Aku pendukung ibu Megawati sangat terharu mendengarkan pernyataan yang tulud dari pak SBY," tulis netizen.

"Secara tidak langsung Indonesia menganut politik dinasti," tulis netizen.

"Yang penting anak pak SBY dan ibu Mega komunikasi dengan baik," tulis netizen.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI