Suara.com - Pengamat politik Universitas Indonesia Cecep Hidayat menyebut ada peran Presiden Joko Widodo atau Jokowi di balik jabat tangan antara Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dengan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto. Momen itu terjadi di Istana Negara, Jakarta, Senin (26/2/2024) kemarin.
Cecep menyebut jabat tangan Sri Mulyani dan Prabowo kekinian bisa menepis isu miring di publik.
"Selama ini yang muncul di publik adalah Sri Mulyani menjadi orang yang tidak sejalan dengan Prabowo, dengan kebijakan Prabowo, dengan isu-isu atau kampanye yang diusung oleh Prabowo," kata Cecep saat dihubungi, Senin.
Selain itu, Cecep menyebut ada isu yang menyebutkan adanya perang dingin antara Sri Mulyani dengan Prabowo. Hal itu terjadi setelah debat pilpres beberapa waktu lalu.
"Bahkan pada acara debat itu, Menhan sempat menyebutkan nama Menkeu yang dianggap tidak mendukung kebijakan yang dibuat oleh Menhan," ujarnya.
Meski demikian, Cecep menilai Sri Mulyani mulai berubah setelah bertemu dengan Presiden Jokowi pasca-pemungutan suara Pemilu 2024.
Menurut Cecep, terdapat peran Jokowi sehingga momen Sri Mulyani menghampiri dan bersalaman dengan Prabowo dapat terjadi.
"Saya kira di sini ada pengaruh Jokowi ya. Jokowi mungkin memberi pandangannya terkait komunikasi politik yang muncul ke publik antara Sri Mulyani dan Prabowo," tuturnya.
Untuk diketahui, sebelum menghampiri dan bersalaman dengan Prabowo, Sri Mulyani menyempatkan diri untuk berbincang dengan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian.
Baca Juga: Intip Daftar Harga Menu Waroeng Kopi Klotok Cisarua Milik Titiek Soeharto, Harga Rakyat?
Kemudian, Sri Mulyani duduk dan berdiri untuk menyapa Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.
Sri Mulyani selanjutnya menghampiri dan bersalaman dengan Prabowo Subianto yang duduk tidak jauh darinya. Momen tersebut berlangsung selama lima detik sebelum Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Jakarta, dimulai.
Sri Mulyani kemudian kembali duduk di tempatnya semula. Adapun tempat duduk Sri Mulyani dan Prabowo hanya terpisah oleh Tito. (Antara)