Mengenai kabinet, diajak atau tidak diajaknya Sri Mulyani, Drajad mengatakaan hal itu menjadi wewenang Prabowo nanti sebagai presiden terpilih.
"Itu kewenangan Pak Prabowo setelah dilantik nanti," kata Drajad kepada wartawan, Selasa (20/2/2024).
Meski begitu, ia berkeyakinan masuknya Ani sapaan akrab Sri Mulyani ke kabinet sangat kecil. Sebabnya ada perbedaan frekuensi antara keduanya.
"Yang saya tahu, beliau beda frekuensi dengan Mba Ani. Jadi secara logika, peluangnya sangat kecil," kata Drajad.
Meski terdapat perbedaan frekuensi antara Prabowo dan Ani, Drajad menegaskan bahwa apapun bisa terjadi dalam politik.
"Tapi politik Indonesia kan unik. Jadi never say no nor never lah," kata Drajad.