Suara.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani tampak menghampiri Menteri Pertahanan Prabowo Subianto. Momen tersebut terjadi saat keduanya hadir dalam sidang kabinet paripurna di Istana Negara, Jakarta, Senin (26/2/2024).
Mulanya, antara Prabowo dan Sri Mulyani berada di sisi berbeda di ruang siang. Saat itu, Prabowo tampak sedang berbincang bersama Menko Investasi dam Maritim Luhut Binsar Pandjaitan.
Sedangkan Sri Mulyani sedang berbicang di dekat kursi bersama Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, menyusul kemudian Mendagri Tito Karnavian.
Selesai mengobrol, baik Sri Mulyani maupun Airlangga dan Tito kembali ke kursi masing-masing. Di mana Airlangga mengarah ke kursi di depan ruang rapat sementara Sri Mulyani dan Tito di sisi kiri. Tito duduk di sisi kanan Sri Mulyani.
Baca Juga: Goldman Sachs Prediksi IHSG Tembus 8.000 Jika Prabowo-Gibran Terpilih
Tidak berselang lama, Prabowo dan Luhut juga menyudahi perbincangan. Prabowo menuju ke arah kursi yang berada di samping Tito. Langkah Prabowo itu diikuti Luhut, namun ia sekadar menyapa anggota kabinet yang duduk di belakang Prabowo dan Tito.
Sementara itu, Sri Mulyani yang melihat Prabowo sedang minum di kursi tidak jauh dari tempatnya duduk langsung menghampiri. Prabowo yang melihat Sri Mulyani mengulurkan tangan, sesaat kemudian langsung berdiri untuk berjabat tangan.
Selesai salaman, keduanya kembali duduk di kursi masing-masing untuk mengikuti jalannya sidang kabinet paripurna.
Disebut Beda Frekuensi
Sebelumnya Anggota Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Drajad Wibowo, mengungkapkan ada perbedaan frekuensi antara Prabowo Subianto dengan Sri Mulyani.
Baca Juga: Sambil Tersenyum Malu, Megawati Pernah Minta Dipepet Prabowo: Tolong Deketin Saya..
Hal itu diungkap Drajad menanggapi kabar pemerintahan Prabowo-Gibran tidak akan melibatkan Sri Mulyani atau mengajak Sri Mulyani kembali menjadi Menteri Keuangan.
Mengenai kabinet, diajak atau tidak diajaknya Sri Mulyani, Drajad mengatakaan hal itu menjadi wewenang Prabowo nanti sebagai presiden terpilih.
"Itu kewenangan Pak Prabowo setelah dilantik nanti," kata Drajad kepada wartawan, Selasa (20/2/2024).
Meski begitu, ia berkeyakinan masuknya Ani sapaan akrab Sri Mulyani ke kabinet sangat kecil. Sebabnya ada perbedaan frekuensi antara keduanya.
"Yang saya tahu, beliau beda frekuensi dengan Mba Ani. Jadi secara logika, peluangnya sangat kecil," kata Drajad.
Meski terdapat perbedaan frekuensi antara Prabowo dan Ani, Drajad menegaskan bahwa apapun bisa terjadi dalam politik.
"Tapi politik Indonesia kan unik. Jadi never say no nor never lah," kata Drajad.