Mahasiswa Tuntut Rektor Universitas Pancasila Dicopot Usai Dilaporkan Kasus Pelecehan Seksual

Senin, 26 Februari 2024 | 15:40 WIB
Mahasiswa Tuntut Rektor Universitas Pancasila Dicopot Usai Dilaporkan Kasus Pelecehan Seksual
Ratusan mahasiswa menuntut Rektor Universitas Pancasila mundur usai dilaporkan kasus pelecehan seksual, Senin (26/2/2024). (Suara.com/Faqih)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ratusan mahasiswa Universitas Pancasila (UP) menggeruduk gedung rektorat buntut aksi dugaan pelecehan seksual yang dilakukan oleh Rektor mereka, Edie Toet Hendratno.

Pantauan Suara.com di lokasi, Senin (26/2/2024), ratusan mahasiswa ini membentangkan sejumlah spanduk yang berisi pesan penolakan kekerasan seksual.

“Siapa yang cabul,” teriak salah satu mahasiswi di lokasi, Senin (26/2/2024).

“Rektor,” pekik mahasiswa lainnya.

Baca Juga: Geger Dugaan Pelecehan Rektor Universitas Pancasila, Apa Kata Mahasiswa?

Para mahasiswa ini meminta agar Rektor Edie dicopot dari jabatannya. Kemudian para mahasiswa juga meminta agar Rektor Edie memberikan klarifikasinya terhadap tindakan yang telah diperbuatnya.

Namun, hingga aksi ini berlangsung Rektor Edie tidak juga muncul menemui mahasiswa. Pihak Rektorat mengaku jika Rektor Edie sedang tidak ada di ruangannya.

Sebelumnya, Berdasar informasi, peristiwa dugaan pelecehan seksual ini dilakukan Edie Toet Hendratno terhadap RZ pada Februari 2023 lalu. RZ ketika itu masih menjabat sebagai Kabag Humas dan Ventura Universitas Pancasila.

Tindak pelecehan seksual ini diduga terjadi sebanyak dua kali. Pertama ketika RZ dipanggil ke dalam ruangan ETH. Saat itu ETH secara tiba-tiba mencium pipi korban.

Kedua terjadi ketika ETH meminta tolong RZ meneteskan obat mata. Namun ETH secara lancang meremas payudaranya.

Baca Juga: Mangkir dari Panggilan Polda di Kasus Pelecehan, Rektor Universitas Pancasila 'Sibuk'

RZ pernah melaporkan kasus pelecehan seksual ini ke atasannya. Bukan mendukung agar kasus ini diusut, atasannya itu justru memutasi korban ke unit kerja lain.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI