Suara.com - Keluarga Prabowo Subianto dan Titiek Soeharto sempat diguncang prahara besar pada saat 1998, di mana keadaan politik Indonesia sangat kacau bertepatan dengan lengsernya Soeharto.
Prabowo dituding sebagai dalang pelengseran itu hingga membuat hubungan dengan Soeharto sempat renggang.
Salah satu momen haru pun terungkap saat putra Prabowo, Didit Hediprasetyo yang saat itu masih berusia belasan tahun menanyakan kabar sang ayah tercinta.
Baca Juga:
Baca Juga: Fakta Waroeng Kopi Klotok Cisarua, Bisnis Sederhana Titiek Soeharto Dibuka oleh Prabowo Subianto
Dugaan Penggelembungan Suara di Sirekap KPU, DPT DKI Jakarta II Melejit 3 Kali Lipat
Dilansir Hops.id dari buku 'Prabowo Subianto: Jalan Terjal Seorang Jenderal', Didit yang masih remaja mengaku sangat takut kehilangan figur sang ayah.
Apalagi saat itu, Prabowo juga diperintahkan bercerai dengan Titiek Soeharto hingga dipecat dengan tidak hormat.
Ditendang dari Cendana membuat Prabowo galau hingga mengasingkan diri ke Yordania.
Baca Juga: Apa Saja Syarat Hak Angket DPR? Ramai Dibahas untuk Selidiki Dugaan Kecurangan Pemilu 2024
Saat Prabowo bertugas sebagai tentara aktif, Didit Hediprasetyo selalu mengkhawatirkan ayahnya yang merupakan seorang prajurit tempur.
Lalu di buku itu pun, dijelaskan jika Didit kerap merasakan sedih pada seorang prajurit Kopassus yang menjaga kediaman Cendana.
Didit kerap merasakan rindu pada sang ayah setiap waktu.
"Dulu saat papa saya pergi berperang, walau saya tahu ia bertaruh hidup dan mati, saya tetap tenang karena saya tahu ia akan tetap pulang. Sekarang, walau dia hidup, dia tidak bisa pulang," ungkao Didit seperti dalam buku yang ditulis Ade Ma’ruf itu.
Baca Juga:
Profil Dian Pelangi, Desainer Motif AMIN yang Dikenakan Anies dan Istrinya
Reaksi Kubu Ganjar soal Pertemuan di Istana, Jokowi Dicurigai Bujuk Surya Paloh Lakukan Ini
"Dengan mata berlinang air mata, Didit bertanya kepada prajurit Kopassus itu, ‘Bisakah kamu membawa pulang papa saya?” tanya Didit.
Ade hanya bisa terdiam ketika mengetahui pernyataan Didit. Soeharto lalu mengumpulkan semua anggota Kopassus dan menenayakan mengenai kondisi cucunya.
Semua anggota Kopassus yang dikumpulkan ternyata tak berani mengutarakan keinginan Didit, sampai seorang atasan dengan berani jika Didit menginginkan ayahnya.
"Siap, Pak. Mas Didit minta kami bawa pulang papanya, pak," kata sang prajurit yang membuat Soeharto terhenyak.