Suara.com - Media lokal Yaman, Al Masirah mengabarkan, Amerika Serikat dan Inggris telah melakukan serangan udara di ibu kota Yaman, Sanaa, pada Sabtu malam (24/2/2024) lalu.
Terkait hal ini, Kantor Kementerian Pertahanan AS di Pentagon menjelaskan bahwa dengan upaya terkoordinasi, AS dan Inggris bersama dengan dukungan dari Australia, Bahrain, Kanada, Denmark, Belanda, dan Selandia Baru, telah melakukan serangan terhadap sasaran militer di wilayah yang dikuasai oleh kelompok Houthi.
“Pasukan koalisi menargetkan delapan lokasi, termasuk fasilitas penyimpanan senjata bawah tanah Houthi, fasilitas gudang rudal, sistem nirawak penyerang udara satu arah, sistem pertahanan udara, sejumlah radar, dan satu helikopter, untuk kemudian mengganggu dan mengurangi kemampuan milisi Houthi yang didukung Iran dalam melakukan serangan yang tidak stabil dan sembrono terhadap kapal-kapal AS dan internasional yang transit secara sah di Laut Merah, Selat Bab AI Mandeb, dan Teluk Aden,” jelas Pentagon, dikutip dari Anadolu Agency via Antara.
Kelompok Houthi Yaman belakangan menunjukkan sikap dalam membela Palestina terkait genosida yang dilakukan Israel di tanah Palestina.
Baca Juga: MUI Dukung Upaya Tegas Menlu Retno Perangi Kejahatan Israel di Palestina
Houthi menargetkan kapal kargo yang dimiliki atau dioperasikan oleh perusahaan Israel atau mengangkut barang ke dan dari Israel di Laut Merah dan Teluk Aden.
Hal itu dilakukan sebagai bentuk solidaritas terhadap Jalur Gaza yang digempur oleh pasukan Israel.
Dengan meningkatnya ketegangan akibat serangan gabungan AS dan Inggris terhadap sasaran Houthi di Yaman, kelompok tersebut menyatakan bahwa mereka menganggap semua kapal AS dan Inggris sebagai sasaran militer yang sah.