Belum Lama Hujan, BMKG Minta Warga Waspada Pergantian Musim Panas

M Nurhadi Suara.Com
Minggu, 25 Februari 2024 | 14:18 WIB
Belum Lama Hujan, BMKG Minta Warga Waspada Pergantian Musim Panas
Ilustrasi hujan lebat - Dua orang pesepeda menembus hujan lebat. [ANTARA/Wahyu Putro]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - BMKG mengingatkan masyarakat untuk waspada terhadap potensi cuaca ekstrem selama periode pancaroba yang diperkirakan terjadi pada bulan Maret hingga April 2024.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menyatakan bahwa selama periode pancaroba, masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap cuaca ekstrem seperti hujan lebat singkat yang disertai kilat/petir dan angin kencang, angin puting beliung, serta hujan es.

Berdasarkan analisis dinamika atmosfer BMKG, puncak musim hujan telah berlalu di sebagian besar wilayah Indonesia, terutama di bagian selatan. Hal ini menandakan bahwa wilayah-wilayah tersebut akan segera memasuki periode pancaroba pada bulan Maret hingga April.

Salah satu ciri masa peralihan musim adalah pola hujan yang biasa terjadi pada sore hingga menjelang malam hari dengan didahului oleh adanya udara hangat dan terik pada pagi hingga siang hari.

Baca Juga: 4 Bagian Mobil yang Harus Diperiksa Selain Ban Saat Musim Hujan

Hal ini terjadi karena radiasi matahari yang diterima pada pagi hingga siang hari cukup besar dan memicu proses konveksi (pengangkatan massa udara) dari permukaan bumi ke atmosfer sehingga memicu terbentuknya awan.

Karakteristik hujan pada periode ini, kata Dwikorita, cenderung tidak merata dengan intensitas sedang hingga lebat dalam durasi singkat. Apabila kondisi atmosfer menjadi labil/tidak stabil maka potensi pembentukan awan konvektif, seperti awan Cumulonimbus (CB) akan meningkat.

"Awan CB inilah yang erat kaitannya dengan potensi kilat/petir, angin kencang, puting beliung, bahkan hujan es. Bentuknya seperti bunga kol, warnanya ke abu-abuan dengan tepian yang jelas," katanya, dikutip dar

Menurutnya, hal yang perlu diwaspadai adalah tingginya curah hujan yang dapat menjadi pemicu bencana hidrometeorologi seperti banjir bandang dan tanah longsor.

"Oleh karena itu, kepada masyarakat yang tinggal di daerah perbukitan yang rentan terhadap longsor, kami juga mengimbau untuk selalu waspada dan berhati-hati," ungkapnya.

Baca Juga: Masih Musim Hujan, Hankook Tire Bagikan Tips Atasi Kendala Ban

Sementara itu, Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, menyatakan bahwa terdapat beberapa fenomena atmosfer yang masih cukup signifikan dan dapat menyebabkan peningkatan curah hujan disertai kilat/angin kencang di Indonesia.

Fenomena tersebut pertama-tama adalah aktivitas Monsun Asia yang masih dominan. Kedua, adalah aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO) di kuadran 3 (Samudra Hindia bagian timur) yang diprediksi akan memasuki wilayah Pesisir Barat Indonesia dalam beberapa minggu ke depan.

Selain itu, dia juga menyebutkan adanya aktivitas gelombang atmosfer di sekitar Indonesia bagian selatan, tengah, dan timur. Keempat, adalah terbentuknya pola belokan dan pertemuan angin yang memanjang di Indonesia bagian tengah dan selatan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI