Suara.com - Sempat meraih elektabilitas tertinggi dibanding Prabowo dan Anies Baswedan, nasib Ganjar Pranowo justru berbalik seusai gelaran Pilpres 2024. Pengamat M Qodari menyebutnya kini saldonya nol.
Diketahui sebelum resmi mendaftarkan diri dalam kontestasi Pilpres 2024, Ganjar Pranowo merupakan bakal capres yang memiliki elektabilitas paling tinggi dibanding dua kandidat kuat lainnya yakni Anies Baswedan dan Prabowo Subianto.
Berdasarkan hasil survei Litbang Kompas yang dirilis pada Agustus 2023 lalu, Ganjar Pranowo mempunyai elektabilitas mencapai 34,1 persen. Sementara Prabowo menempati urutan kedua dengan raihan 31,3 persen dan disusul Anies Baswedan 19,2 persen.
Tapi situasi berubah ketika ketiganya resmi berkontestasi di Pilpres 2024. Perlahan suara mantan Gubernur Jawa Tengah tersebut tergerus hingga puncaknya berdasar hasil Pilpres versi quick count dimana ia hanya memeroleh suara sebanyak 17 persenan.
Baca Juga: Mahfud Ogah Ikut-ikutan Hak Angket Kecurangan Pemilu, Ganjar Beri Bantahan: Saya Kira Anda Salah!
Hasil itu menempatkan Ganjar Pranowo berada di posisi buncit di bawah Anies Baswedan di tempat kedua dan Prabowo Subianto di posisi pertama.
Pengamat politik M Qodari secara tajam menyoroti hasil Pilpres 2024 yang menempatkan Ganjar Pranowo di posisi buncit tersebut.
"Diskusi mengenai Ganjar nih ga panjang, kalau ibarat tabungan di bank itu saldo dia ini nol," ucapnya seperti dikutip dari channel YouTube Cokro TV, Jumat (23/2/2024).
Lebih jauh, Qodari menjelaskan Ganjar Pranowo saat ini tak lagi punya power. Itu mengapa ia sekarang itu seperti kembali ke titik nol.
"Saldo dia yang kemarin dia pake itu sudah kepake di pilpres dan ternyata amsyong udah dia itu sekarang kembali ke titik nol. Apa sekarang yang dipunyai Ganjar? partai ngga punya, kursi DPR ngga punya, modal sosialnya udah ga bisa dipake kemarin abis, setelah di pilpres dia nomor bontot, saking bontotnya ia ga percaya dengan perolehan suaranya, gimana orang lain?" ucapnya
Baca Juga: Sikap Ganjar Hadapi Hasil Pilpres 2024: Kita Pakai Jalur Konstitusi
Ganjar Pranowo diketahui seusai melihat hasil quick count sempat melontarkan rasa tak percayanya dengan perolehan suara yang didapatnya.
Ia secara tersirat menduga adanya kecurangan selama proses pemilu, apalagi terjadi anomali dimana perolehan suara PDIP yang menjulang tinggi tidak sejurus dengan perolehan suaranya.
Menyoroti adanya dugaan kecurangan, Ganjar pekan lalu mendorong agar DPR menggolkan hak angket guna mempertanyakan dugaan kecurangan di pilpres 2024.
Bila DPR tak sanggup menggulirkan hak angket, Ganjar pun siap mendorong penggunaan hak interpelasi atau rapat kerja.