Cerita Jokowi Ngebet Kunjungi Nduga Papua, Dua Orang Ini justru sempat Menghalang-halangi

Jum'at, 23 Februari 2024 | 13:13 WIB
Cerita Jokowi Ngebet Kunjungi Nduga Papua, Dua Orang Ini justru sempat Menghalang-halangi
Presiden Joko Widodo atau Jokowi. (Biro Pers Sekretariat Presiden)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan segala kedigdayaan, ternyata pernah dihalang-halangi ketika ingin berkunjung ke suatu wilayah di Papua. Kabupaten Nduga salah satu wilayah yang sangat ingin dikunjungi Jokowi semasa dirinya memimpin Indonesia.

Namun hal itu sempat ditentang oleh dua orang yang cukup berpengaruh di Indonesia. Bukan tanpa alasan, Nduga termasuk kabupaten daerah rawan yang cukup menjadi zona merah di Papua.

"Ada informasi yang membuat saya agar mendatangi Nduga, 'bapak ke situ nanti bapak kaget', lho kenapa kaget?, ya bapak datang ke sana saja," ujar Jokowi saat menceritakan kisahnya yang sempat ditentang untuk datang ke Nduga dikutip dari TikTok @maas.jo, Jumat (23/2/2024).

"Saya perintahkan, saya mau ke Kabupaten Nduga. Oleh Kapolri, oleh Panglima TNI saat itu, saya tidak diperbolehkan. 'Bapak jangan ke sana, karena itu daerah berbahaya, daerah paling rawan," ujar Jokowi menirukan saat Kapolri dan Panglima memberi saran.

Baca Juga:

Imam Shamsi Ali Balas 'Tamparan' Keras Dahnil Anzar Simanjuntak: Ustaz Itu Pengakuan dan Tidak Pragmatis!

Beda dengan Alam Ganjar, Anak Prabowo Subianto Menolak Diistimewakan saat Hadiri Jumenengan KGPAA Mangkunegara X

Meski begitu, Jokowi enggan mengikuti saran dua orang paling paham tentang keamanan di Indonesia tersebut. Ia tetap ngebet ke Nduga, terkait keamanan, ia serahkan kepada Kapolri dan Panglima TNI.

"Saya enggak mau tahu saya perintah ke Kapolri dan Panglima, saya enggak mau tahu, pokoknya dua hari lagi saya akan ke Nduga. Urusan keamanan itu urusanmu," terang Jokowi.

Sudah diperingatkan, Jokowi baru merasakan bagaimana kondisi Kabupaten Nduga tersebut. Tidak ada akses jalan aspal terpaksa ayah Gibran Rakabuming Raka ini terbang menggunakan helikopter dari Wamena ke Nduga.

"Karena kalau dari Wamena ke Nduga itu perlu waktu berjalan 4 hari 4 malam melewati hutan," ujar Jokowi.

Ia juga cukup heran ketika sampai di Kantor Kabupaten Nduga, ketika bertemu Bupati, Jokowi justru tak menemukan banyak orang. Namun ia mendapatkan informasi bahwa jumlah penduduk di Nduga berkisar 129 ribu jiwa.

"Sampai sana saya lihat enggak ada satu orang pun, di tengah hutan ada wilayahnya, saya tanya ke Pak Bupati, 'jumlah penduduknya di sini ada berapa?. 'Pak Presiden di sini ada 129 ribu'. Mana satu aja enggak ada, ngomong 129, bener ada, ada Pak, itu distriknya ada di tengah hutan, kalau bapak mau ngecek silahkan," kata Jokowi menirukan percakapannya dengan Bupati Nduga kala itu.

Tentu Jokowi tak mungkin masuk ke hutan-hutan untuk mengecek distrik yang dimaksud. Sehingga ia meminta diantarkan ke lokasi yang paling ramai di wilayah tersebut.

"Pak Bupati ini pinter kalau saya tidak akan ke distrik-distrik itu, karena butuh waktu 8 jam sampai 12 jam berjalan," ujar dia tersenyum kecut mengingat hal tersebut.

Meski sudah diarahkan ke salah satu lokasi ramai yakni di pasar, jumlah orang di sana tidak ramai seperti pasar yang terbayang orang-orang. Hanya sedikit orang yang dilihat Jokowi saat itu.

Kendati begitu, Jokowi paham bahwa akses jalan menjadi salah satu kendala terbesar yang terjadi di wilayah Nduga yang tak pernah dijamah pemerintah.

Pada masa ia menjabat, Nduga diberi bantuan pengembangan wilayah hingga sudah dibangun jalan beraspal dari Wamena ke Nduga.

Akses jalan itu membuka wilayah yang terisolasi di Nduga. Meski masih belum terjadi pembangunan pesat, Nduga diharapkan semakin terlepas dari wilayah terpinggirkan dan terisolasi dari Indonesia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI