Kasus Lurah Ancol Hina PPSU Miskin, DPRD DKI: Jangan Ada Lagi Penghinaan, Anak Buah Harus Dihargai!

Jum'at, 23 Februari 2024 | 13:10 WIB
Kasus Lurah Ancol Hina PPSU Miskin, DPRD DKI: Jangan Ada Lagi Penghinaan, Anak Buah Harus Dihargai!
Puluhan petugas PPSU melakukan mogok kerja akibat penghinaan dari Lurah dan Sekretaris Kelurahan Ancol pada Senin (19/2/2024). (foto dok. pribadi)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - DPRD DKI Jakarta berharap kejadian Lurah Ancol, Saud Maruli Manik yang menghina Petugas Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) dengans sebutan miskin tak kembali terulang ke depannya. Pejabat di lingkungan Pemprov DKI harus menjalin hubungan emosional yang baik dengan bawahannya.

Sekretaris Komisi A DPRD DKI Jakarta, Achmad Yani mengatakan, pejabat publik seperti lurah dan sekretaris lurah harus bisa memberikan perhatian dan pelayanan yang terbaik terhadap staf. Sehingga tercipta rasa nyaman di lingkungan kerja.

“Saya kira pejabat publik harus menyampaikan kata-kata yang baik terhadap anak buahnya. Jalin kerja sama yang baik. Tidak ada perendahan, tidak ada penghinaan dan bahkan anak buahnya itu harus dihargai dan diangkat,” ujar Yani kepada wartawan, Jumat (23/2/2024).

Petugas PPSU membersihkan coretan yang mengotori pembatas jalan pasca unjuk rasa mahasiswa yang berujung ricuh di depan Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (25/9). [Suara.com/Arya Manggala]
Ilustrasi PPSU [Suara.com/Arya Manggala]

Selain itu, Yani meminta seluruh pejabat publik di lingkungan Pemprov DKI mampu membangkitkan semangat seluruh perangkat kerja, bukan hanya sekadar memberikan instruksi.

Baca Juga: Pernyataan Lurah Sebut PPSU Miskin Dilarang Merokok Berbuntut Panjang, Kecamatan Turun Tangan

“Harusnya, lurah dan sekkel (sekretaris lurah) itu bisa membangkitkan semangat seluruh anak buahnya. Sehingga anak buahnya itu bisa bersemangat dan melaksanakan tugas dengan baik," ungkapnya.

"Bahkan perlu dikasih motivasi, bukan malah dijatuhkan,” tambahnya memungkasi.

Sementara, Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengaku sudah meminta informasi kepada anak buahnya terkait persoalan ini.

Heru mengatakan, sebutan miskin itu terjadi saat apel di kelurahan Ancol. Saud tak bermaksud menghina, melainkan hanya memberikan anjuran agar PPSU mengelola uangnya dengan baik.

"Itu kan lagi dalam apel ya. Saya sudah kontak wali kota untuk komunikasi yang baik," ujar Heru di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (20/2/2024).

Baca Juga: Tak Merasa Salah Ledek 'Miskin', Lurah Ancol Malah Persilakan PPSU Mogok Kerja Mundur

Heru mengatakan, pihaknya sudah mendapatkan laporan dari wali kota Jakarta Utara. Diharapkan ke depannya tak ada lagi salah ucap dan miskomunikasi antara PPSU dan atasannya.

Karena itu, ia merasa tak perlu menegur Saud atas persoalan ini. Informasi yang beredar juga dianggapnya terlalu berlebihan.

"Enggak, enggak (negur). Itu kan beritanya harus diluruskan. Ada pemberitaan yang kurang pas gitu," pungkasnya.

Mogok Kerja usai Dihina Miskin oleh Lurah

Diberitakan sebelumnya, sejumlah petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) melakukan aksi lempar sapu dan mogok kerja di Jalan Lodan Raya, Ancol, Pademangan, Jakarta Utara, Senin (19/2/2024) pagi. Aksi ini dilakukan lantaran sakit hati dengan bosnya, Lurah Ancol, Saud Maruli Manik dan Sekretaris Kelurahan Ancol Kenny Hutagaol.

Salah satu petugas PPSU Ancol, Arief menyebut ia dan rekannya sering diomeli oleh kedua bosnya itu. Bahkan, Saud kerap mengejek dengan sebutan "miskin" kepada para petugas PPSU.

Petugas PPSU membersihkan coretan yang mengotori pembatas jalan pasca unjuk rasa mahasiswa yang berujung ricuh di depan Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (25/9). [Suara.com/Arya Manggala]
Ilustrasi Petugas PPSU. [Suara.com/Arya Manggala]

"Kami minta ketegasan dan keadilan. Jadi gini, setiap apel itu Pak Lurah itu selalu memarahi kita, apalagi, yang kita enggak enak hati kan, dengan kata-kata miskin," ujar Arief kepad wartawan, Senin.

Arief juga menyebut ia dan rekannya kerap diminta kerja berlebihan oleh atasannya. Padahal, dua petinggi Kelurahan Ancol itu tak pernah menunjukkan apresiasi kepada anak buahnya.

"Ya namanya kerja ya capek ya, cuman jangan dipecut anak-anak, jangan seringkali dipecut. Kemarin apalagi pas lagi kita menyaksikan Pemilu, kami catat berapa suara," ungkapnya.

"Itu kan memiliki waktu yang panjang, yang lama. Seharusnya ada rasa simpatinya gitu, jangan terlalu dipecut anak-anak, kasihan," tuturnya menambahkan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI