Suara.com - Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) resmi menjabat Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Negara (ATR/BPN), Rabu (21/2/2024).
Setelah dua periode kepemimpinan Presiden Jokowi, akhirnya Demokrat bergabung di Kabinet Indonesia Maju. Sebelumnya, partai berlambang mercy ini memilih menjadi oposisi selama pemerintahan Jokowi.
Merapatnya AHY bersama Demokrat ke Jokowi mendapat sorotan tajam dari sejumlah pihak. Bagaimana tidak, partai yang selama ini berada di luar pemerintahan akhirnya bersama di kabinet menteri.
Seiring dengan itu, beredar potongan video menampilkan putra mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu mengkritik program Jokowi yakni, Food Estate.
Dalam video yang dibagikan akun X @nialubis_ pada Rabu (21/2/2024), AHY menyebut jika program Food Estate dilakukan grusa-grusu. Padahal banyak akademisi dan aktivis mengkritik kebijakan tersebut.
"Banyak program pemerintah dilakukan grusa-grusu dan kurang perhitungan. Apa kabar program Food Estate," ungkap suami Annisa Pohan itu, dikutip Kamis (22/2/2024).
"Banyak akademisi pertanian dan aktivist lingkungan mengkritik kebijakan Food Estate ini,” sambung AHY.
Pada video kolase itu, turut ditampilkan AHY saat menjadi bagian dari koalisi pendukung capres Prabowo-Gibran. Rekaman pelantikan Ketua Umum Demokrat tersebut juga Ikut dibagikan.
Diketahui, Food Estate merupakan konsep pengembangan pangan terintegrasi yang meliputi pertanian, perkebunan, dan peternakan di sebuah kawasan. Food estate termasuk salah satu Program Strategis Nasional (PSN) 2020-2024 yang digagas oleh Presiden Jokowi.
Mengutip Indonesia.go.id, program ini bertujuan untuk mengamankan ketersediaan, akses dan konsumsi pangan berkualitas untuk masyarakat dan maksimalisasi produksi dalam negeri. Produksinya meliputi padi, jagung, kedelai, cabai, bawang merah, daging, gula, jeruk, kelapa dll.
Food Estate diharapkan menghasilkan lumbung pangan baru di dalam dan luar Pulau Jawa. Beberapa yang dikembangkan dan direncanakan Pemerintah antara lain di Jawa Tengah, Kalimantan Tengah, Sumatera Utara, Sumatra Selatan, Nusa Tenggara Timur, dan Papua.
Kawasan food estate di Kalteng, contohnya, berfokus di wilayah pengembangan lahan gambut. Lahannya direncanakan seluas 167.000 hektare.
Penggarapan lahan tersebut melibatkan teknologi pengelolaan air, perbaikan kualitas air dan pemanfaatan air di lahan pasang surut, hortikultura sayur buah-buahan, budi daya ikan, serta perkebunan.