Suara.com - Politikus PPP Muhammad Romahurmuziy mengakui kecele dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat partainya mengumumkan mengusung Ganjar Pranowo di Pilpres 2024. Ternyata Jokowi arah dukungannya tidak ke Ganjar.
Hal itu disampaikan saat menjadi bintang tamu di podcast Forum Keadilan TV. Awalnya host Ziza Hamzah menanyakan terkait langkah politik PPP di Pilpres.
Dia kemudian menyinggung apakah PPP merasa kecele, mengingat Jokowi awal-awal memberi sinyal ke Ganjar.
Baca Juga:
Baca Juga: Sepak Terjang Moeldoko, Ketum Demokrat versi KLB Jadi Sorotan Seiring Pelantikan AHY
- Imam Shamsi Ali Balas 'Tamparan' Keras Dahnil Anzar Simanjuntak: Ustaz Itu Pengakuan dan Tidak Pragmatis!
- Bak Bumi Langit Biaya Hidup Nikita Mirzani dengan Celine Evangelista yang Gosipnya Sama-sama Dekat dengan Ajudan Prabowo
- Anies Senyum Semringah Saat Bilang Ia Bahagia, Raut Wajah Fery Farhati Terlihat Muram
"Kalau kecele itu pasti. Karena kan memang ketika kita berkomunikasi menyampaikan hasil keputusan rapimnas partai untuk mendukung Ganjar itu, Pak Jokowi bukan soal mengiyakan, mengonfirmasi langkah PPP sudah tepat," ujar politikus yang akrab disapa Romy tersebut dikutip dari kanal YouTube Forum Keadilan TV.
PPP merupakan partai koalisi pemerintahan Jokowi. Karena itu, keputusan mengusung Ganjar saat itu pun dilaporkan kepada presiden.
Jokowi, menurut Romy, menyebut langkah politik yang diambil PPP ketika itu sudah tepat. "Memang pak ketum cepet sekali, itu waktu menerima kita ngomongnya begitu," katanya menirukan ucapan Jokowi.
Partai berlambang ka'bah tersebut mengumumkan mengusung Ganjar sebagai capres di Pilpres 2024 pada Tanggal 27 April 2023, sepekan setelah PDIP memutuskan untuk mencalonkan mantan Gubernur Jateng tersebut.
Namun belakangan diketahui, ternyata Jokowi lebih condong ke Prabowo Subianto yang berpasangan dengan Gibran Rakabuming Raka.
Baca Juga: Resmikan Makassar New Port, Jokowi Harap Biaya Logistik Kian Efisien
Romy menyinggung, dalam hal politik langkah Jokowi memang sulit untuk ditebak. Bila tidak hati-hati mengikutinya bisa masuk jurang.
"Seperti saya katakan bahwa Pak Jokowi ini ciri langkah politiknya dua, pertama sen kiri belok kanan, yang kedua itu permainan di tepi jurang. Saya kira banyak dikutip itu di mana-mana. Artinya di tepi jurang itu kalau kita nggak hati-hati ikutin Pak Jokowi kita yang kecemplung," katanya.