Suara.com - Pasca ketua umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dilantik Presiden Jokowi menjadi Menteri ATR/BPN, buku merah yang ditulis SBY jadi perbincangan publik.
Mantan kader Demokrat yang saat ini bergabung ke PDIP, Ferdinand Hutahaean juga ikut mengomentari buku tersebut pasca AHY dilantik jadi Menteri ATR di Istana Negara kemarin.
Di akun X miliknya, Ferdinand menyindir soal buku merah itu dengan cuitan seolah surat imajiner yang belakangan juga tengah viral. Ferdinan menuliskan bahwa ternyata buku merah itu bukan merugikan tapi malah menguntungkan.
Baca juga:
Baca Juga: AHY Sibuk di Hari Pertama Kerja, Bertemu Pejabat Hingga Temani Jokowi Resmikan Bendungan
- Potret Keluarga Dokter Gunawan, Dokter Kopassus yang Kena Tegur Mayor Teddy
- Momen Anies Baswedan Terlihat Gelagapan Gegara Cak Imin Ucap Tiga Kata Ini
- Anies Senyum Semringah Saat Bilang Ia Bahagia, Raut Wajah Fery Farhati Terlihat Muram
"Saya minta maaf karena telah menulis buku Cawe Cawe Jokowi," cuit Ferdinand seperti dikutip, Kamis (22/2).
"Ternyata saya salah, dulu saya pikir Cawe Cawe Jokowi itu merugikan saya, ternyata sebaliknya malah menguntungkan. Dengan demikian buku tersebut saya cabut dan batalkan," tambahnya.
Di akhir cuitannya, Ferdinand menuliskan, "Ttd Pepoh," untuk informasi, Pepoh merupakan panggilan sayang SBY dari mendiang sang istri, Ani Yudhoyono.
Buku dengan judul Pilpres 2024 dan Cawe-cawe Presiden Jokowi ditulis SBY dan rilis pada 26 Juni 2023. Buku ini dirilis di kantor DPP Partai Demokrat, Jalan Proklamasi, Menteng, Jakarta.
Menurut Herzaky Mahendra Putra sebagai jubir Partai Demokrat mengatakan bahwa buku tersebut untuk menambah wawasan para kader Demokrat untuk memahami situasi di Pemilu 2024.
Baca Juga: Pantas Dipinang Anak Presiden, Adu Pekerjaan Annisa Pohan vs Selvi Ananda Sebelum Menikah
“Tulisan ini dimaksudkan untuk memperluas wawasan dan memperdalam pemahaman para pimpinan dan kader Demokrat mengenai situasi Pilpres 2024 dan cawe-cawe Presiden Jokowi,” jelasnya dalam keterangan tertulis saat itu.
Isi buku dengan total 27 halaman itu ternyata berisi pemikiran serta pandangan SBY sebagai mantan Presiden melihat polah Jokowi di Pemilu 2024.
Salah satu poin menarik dari buku tersebut ialah pendapat SBY terkait anggapan ketidaksukaan Jokowi kepada Anies Baswedan. SBY dalam buku itu tegas menuliskan bahwa tidak ada yang boleh melarang dan tak menyalahkan Jokowi jika memang benar tidak suka dengan Anies Baswedan.
Di buku itu juga SBY menyoroti sejumlah hal, pertama soal pernyataan Jokowi bakal cawe cawe di Pilpres 2024 demi kepentingan bangsa.
Poin kedua perihal Jokowi ingin sebenarnya Pilpres 2024 hanya mempertemukan dua pasangan calon. Lalu ada pendapat SBY soal anggapan Jokowi berikan dukungan untuk paslon tertentu.
Serta pandangan SBY soal Jokowi yang dianggap jadi pihak penentu siapa capres-cawapres yang harus diusung oleh sejumlah parpol.