Dear Moeldoko, Ini Syarat Kalau Mau Berkawan dengan Demokrat Pasca AHY Menteri ATR

Galih Prasetyo Suara.Com
Kamis, 22 Februari 2024 | 11:37 WIB
Dear Moeldoko, Ini Syarat Kalau Mau Berkawan dengan Demokrat Pasca AHY Menteri ATR
Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko. [ANTARA]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Politisi Partai Demokrat Jansen Sitindaon buka suara perihal sosok Moeldoko pasca dilantiknya Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai Menteri ATR/BPN oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara Jakarta kemarin, Rabu (21/2).

Jansen mengatakan bahwa ia secara pribadi akan tetap menganggap Moeldoko sebagai lawan selama Kepala Staf Kepresidenan (KSP) itu tak mengutarakan permintaan maaf kepada partai Demokrat.

"Buat aku sepanjang pak Moeldoko tidak minta maaf atas apa yg dia lakukan, selamanya dia tetap lawan," ungkap Jansen di akun X miliknya seperti dikutip, Kamis (22/2).

"Beda kalau dia minta maaf bolehlah kita buka kembali lembaran baru dan kembali berkawan," tambahnya.

Jansen menjelaskan bahwa selama 2 tahun terakhir dirinya dan para kader Demokrat lain harus bersusah payah, kurang tidur, hingga habis tenaga dan biaya karena tindakan Moeldoko.

"Krn hampir 2 tahun aku pribadi dan banyak teman lain lelah, dag dig dug, kurang tidur, habis tenaga sampai biaya atas yg dia perbuat ke Demokrat sehingga mengganggu konsolidasi kami," ungkapnya.

Jansen menerangkan bahwa aksi Moeldoko untuk melakukan kudeta di partai Demokrat sangat tidak bisa terima. Namun hal itu jadi pembelajaran bagi parpol di Indonesia.

"Walau disisi lain yg dia lakukan itu juga jadi “yurisprudensi” baru bagi keamanan semua partai di Indonesia. Karena skrg sudah ada kepastian bahwa “tidak boleh ada orang tidak punya KTA partai, jadi Ketua Umum di Partai yg mau dia ambil atau kudeta itu”. Paling minimal dia harus punya KTA dulu," jelasnya.

Bagi Jansen, aksi Moeldoko kemudian memunculkan dua sisi konflik yang cukup melelahkan bagi para kader Demokrat.

Baca Juga: Analis: Jokowi Jadi Salah Satu Penyebab Pemilu 2024 Paling Terburuk Sepanjang Sejarah

"Itulah konflik selalu memunculkan 2 sisi. Bahkan jika dari konfilik itu keluar sebuah putusan hukum, kita yg berjibaku, keluar biaya dan ilmu utk melawan, namun putusannya partai lain juga ikut menikmatinya. Krn berlaku juga utk kepada mereka sebagai preseden, jika terjadi masalah yg sama," jelasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI