Suara.com - Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Jansen Sitindaon, menjawab pertanyaan publik perihal hubungan antara partainya dengan KSP Moeldoko disaat Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY sudah menjabat sebagai Menteri ATR/BPN.
Kalau tidak ada permintaan maaf, Jansen menyebut, Partai Demokrat tetap menganggap Moeldoko sebagai lawan.
"Buat aku sepanjang pak Moeldoko tidak minta maaf atas apa yang dia lakukan, selamanya dia tetap lawan. Beda kalau dia minta maaf boleh lah kita buka kembali lembaran baru dan kembali berkawan," kata Jansen melalui akun X pribadi @jansen_jsp dikutip Kamis (22/2/2024).

Jansen menilai, permintaan maaf itu penting disampaikan Moeldoko akibat sempat berupaya mengkudeta Partai Demokrat.
Sebab, Partai Demokrat menurutnya sudah mengerahkan seluruh tenaga hingga biaya tak sedikit untuk dapat melawan upaya pengambilalihan partai berlambang mercy tersebut.
"Karena hampir 2 tahun aku pribadi dan banyak teman lain lelah, dag dig dug, kurang tidur, habis tenaga sampai biaya atas yang dia perbuat ke Demokrat sehingga mengganggu konsolidasi kami," ujarnya.
Jansen tak menampik bahwa apa yang dilakukan Moeldoko tersebut menjadi yurisprudensi bagi keamanan seluruh partai di Indonesia.
Karena, saat ini sudah ada kepastian bahwa, tidak ada yang bisa melakukan kudeta apabila tidak memiliki kartu tanda anggota (KTA) partai.
"Paling minimal dia harus punya KTA dulu," ungkapnya.
Baca Juga: Usai Dilantik, AHY Minta Izin ke Jokowi untuk Lakukan Hal Ini
Lebih lanjut, Jansen menilai bahwa kisruh kudeta Partai Demokrat itu kerap memunculkan dua sisi.