Suara.com - Israel melarang masuk lebih dari separuh bantuan ke Jalur Gaza dari Badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) dan mitra kemanusiaannya. Pelarangan itu berlangsung sejak awal tahun ini.
"Sejak awal 2024, 51 persen misi yang direncanakan UNRWA dan mitra kemanusiaannya untuk mengirimkan bantuan dan melakukan penilaian terhadap daerah-daerah di Gaza utara tahun ini tidak mendapat akses dari otoritas Israel," kata badan tersebut melalui X, Selasa (21/2/2024).
"Kerawanan pangan di utara Wadi Gaza telah mencapai batas yang sangat ekstrim," tambah badan itu.
Badan itu mengatakan bahwa tanggal 17 November 2023, warga di Gaza utara berada di ambang kelaparan.
Israel menggempur Jalur Gaza sejak serangan lintas batas oleh kelompok Palestina Hamas pada bulan Oktober, yang diyakini menewaskan hampir 1.200 warga Israel.
Jumlah korban tewas akibat serangan Israel di Jalur Gaza telah melonjak menjadi 29.195 orang, dan melukai 69.170 orang lainnya, kata Kementerian Kesehatan Palestina pada Selasa.
Sekitar 85 persen warga Gaza mengungsi akibat serangan Israel, yang mana semuanya mengalami kerawanan pangan, menurut PBB.
Ratusan ribu orang hidup tanpa tempat berlindung, dan kurang dari setengah truk bantuan yang dapat memasuki wilayah tersebut dibandingkan sebelum konflik dimulai.
Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional. Keputusan sementara pada bulan Januari memerintahkan Tel Aviv untuk menghentikan tindakan genosida dan menjamin bantuan kemanusiaan diberikan kepada warga sipil di Gaza. (Antara)