Dosen Filsafat UI ini mengaku mengenal Surya Paloh sejak zaman Orde Baru. Di era Presiden Suharto saja, kata Rocky, Surya Paloh membelot dari Cendana. Ini terlihat dari koran Prioritas miliknya yang selalu mengambil posisi sebagai oposisi rezim Suharto.
"Ada dua record Surya Paloh ada record sebagai pengusaha ada record sebagai penantang. Saya lebih memilih record beliau sebagai penantang dan dia tahu masyarakat nggak mungkin mengizinkan Surya Paloh main mata dengan kekuasaan. Itu pandangan subjektif saya," ujar Rocky Gerung.
Menurut Rocky, bisnis Surya Paloh pasti hancur jika kalah pada Pilpres 2024 ini. Tetapi lanjutnya, Surya Paloh selalu punya keyakinan bahwa yang diinvestasikan adalah sikap.
"Dan kita paham betul bahwa kemampuan Surya Paloh untuk zigzag di tikungan paling licin pun pernah dia alami," ujar dia.
Rocky mengatakan, pertemuan Surya Paloh dan Jokowi malah terlihat seperti Istana berupaya kasih sinyal bahwa pihak Surya Paloh mulai melemah.
"Justru Istana yang gelisah, Surya Paloh tetap memilih Anies-Cak Imin. Nasdem akan tetap mengambil sikap untuk membela masa depan yang diinvestasikan masyarakat sipil," papar Rocky Gerung.