Rocky Gerung: Surya Paloh Temui Jokowi sebagai Koboi bukan Pecundang

Wakos Reza Gautama Suara.Com
Selasa, 20 Februari 2024 | 15:05 WIB
Rocky Gerung: Surya Paloh Temui Jokowi sebagai Koboi bukan Pecundang
Ilustrasi Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh saat ditemui di Kantor DPW Partai NasDem Bali, Selasa (23/1/2024). Surya Paloh temui Jokowi sebagai koboi. [Suara.com/Putu Yonata Udawananda]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pengamat Politik Rocky Gerung menganalisa pertemuan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh dengan Presiden Joko Widodo alias Jokowi di Istana Negara baru-baru ini.

Menurut Rocky Gerung, ada dua dasar untuk melihat maksud pertemuan Surya Paloh dengan Jokowi pada Minggu (18/2/2024) malam. Yaitu dasar kepentingan atau dasar watak.

"Kalau atas dasar kepentingan pasti Nasdem mulai terganggu dan berupaya cari akses kekuasaan tapi kalau atas pertimbangan watak, saya ga percaya Surya Paloh minta jabatan sama Jokowi," ujar Rocky Gerung saat wawancara dengan Hersubeno Arief.

Baca Juga:

Baca Juga: Profil AHY: Anak SBY yang Kerap Dirumorkan Jadi Ini dan Itu tapi Gak Dilantik-lantik

Sekeluarga Diprediksi Gagal Nyaleg, Ketum Perindo Hary Tanoe Lengser Jadi Orang Terkaya di Indonesia?

Dugaan Penggelembungan Suara di Sirekap KPU, DPT DKI Jakarta II Melejit 3 Kali Lipat

Rocky Gerung sendiri melihat kedatangan Surya Paloh menemui Jokowi dari sisi watak. Menurut dia, Surya Paloh dari awal mengambil langkah berbahaya.

"Orang kaya Surya Paloh itu ga mungkin bisa dibujuk Jokowi atau minta dibujuk Pak Jokowi. Keterangan Istana mesti kita ragukan," tuturnya.

Justru kata Rocky, Jokowi mulai cemas karena kegiatan politik di masyarakat sipil tidak berhenti kendati quick count memihak pada Istana.

Baca Juga: Tegur Dokter Sampai Bersandar ke Dinding, Ajudan Prabowo Dibilang Terlalu Lebay

"Jadi mesti kita pastikan, Surya Paloh datang ke situ sebagai koboi bukan sebagai pecundang. apapun isi pembicaraan itu. Kita ingat watak Surya Paloh dari awal mau menantang Jokowi," ucap Rocky.

Dosen Filsafat UI ini mengaku mengenal Surya Paloh sejak zaman Orde Baru. Di era Presiden Suharto saja, kata Rocky, Surya Paloh membelot dari Cendana. Ini terlihat dari koran Prioritas miliknya yang selalu mengambil posisi sebagai oposisi rezim Suharto.

"Ada dua record Surya Paloh ada record sebagai pengusaha ada record sebagai penantang. Saya lebih memilih record beliau sebagai penantang dan dia tahu masyarakat nggak mungkin mengizinkan Surya Paloh main mata dengan kekuasaan. Itu pandangan subjektif saya," ujar Rocky Gerung.

Menurut Rocky, bisnis Surya Paloh pasti hancur jika kalah pada Pilpres 2024 ini. Tetapi lanjutnya, Surya Paloh selalu punya keyakinan bahwa yang diinvestasikan adalah sikap.

"Dan kita paham betul bahwa kemampuan Surya Paloh untuk zigzag di tikungan paling licin pun pernah dia alami," ujar dia.

Rocky mengatakan, pertemuan Surya Paloh dan Jokowi malah terlihat seperti Istana berupaya kasih sinyal bahwa pihak Surya Paloh mulai melemah.

"Justru Istana yang gelisah, Surya Paloh tetap memilih Anies-Cak Imin. Nasdem akan tetap mengambil sikap untuk membela masa depan yang diinvestasikan masyarakat sipil," papar Rocky Gerung.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI