Suara.com - Beredar viral poster yang berisikan nama-nama tokoh yang bakal menduduki posisi sebagai menteri di kabinet Prabowo-Gibran. Dari sejumlah nama yang dirumorkan, ada tiga sosok berparas tampan yakni Budisatrio Djiwandono, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Sjafrie Sjamsoedin.
Budisatrio pada poster yang beredar viral itu disebutkan bakal menduduki posisi sebagai Menteri Lingkungan Hidup, AHY menjadi Menteri Koordinasi Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) dan Sjafrie Sjamsoedin dirumorkan jadi Menteri Pertahanan (Menhan).
Tak bisa dipungkiri tiga nama di atas memang memiliki paras tampan sebagai seorang tokoh politik. Dua nama, Budisatrio dan AHY selama Pilpres 2024 terbilang banyak memiliki fans kaum Hawa di platform media sosial.
Baca juga:
Baca Juga: Jenderal Tampan Sjafrie Sjamsoeddin Dirumorkan Jadi Pengganti Prabowo Subianto
- Reaksi Iwan Fals Lihat Komeng Jadi Anggota Dewan: Negeriku Tambah Lucu Nih
- 1 Pendukung Ganjar Pranowo Masuk Rumah Sakit Terkena Gangguan Jiwa
- Profil Dian Pelangi, Desainer Motif AMIN yang Dikenakan Anies dan Istrinya
Sementara, Sjafrie Sjamsoedin yang notabene adalah mantan Pangdam Jaya di era Reformasi 1998 juga dianggap sosok tentara tampan yang bikin perempuan tergila-gila bak Mayor Teddy saat ini.
Budisatrio adalah anak dari Bianti Djiwandono, kakak sulung Prabowo Subianto dan Gubernur Bank Indonesia, Sudrajad Djiwandono. Budisatrio juga adik dari Thomas Djiwandono, bendahara umum Gerindra.
Pria bernama lengkap Gerardus Budisatrio Djiwandono ini lahir di Jakarta pada 25 September 1981. Ia lulusan Universitas Clark.
Pada pemilu 2024, Budisatrio emban jabatan sebagai juru bicara (jubir) pemenangan Gerindra. Di Gerindra, ia juga menjabat sebagai wakil ketua umum.
Sebagai sosok politikus muda, Budisatrio cukup aktif di laman sosial media. Di akun Instagran miliknya, ia kerap bagikan momen saat bertemu dengan masyarakat dan menjalankan aktivitas partai.
Baca Juga: Air Mata Nyaris Tumpah, Momen Gibran Tahan Tangis Saat Prabowo Sebut Nama Jokowi
Paras tampan Budisatrio membuat banyak kaum hawa yang memenuhi kolom komentar akun Instagram keponakan Prabowo Subianto tersebut.
Di satu sisi, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) juga seorang politikus muda yang digandrungi kaum Hawa. Suami dari Annisa Pohan ini tak pernah gagal membuat heboh perempuan saat kampanye Pemilu 2024.
Saat berdinas di TNI AD, AHY mengemban tugas operasi pemulihan keamanan di Aceh tahun 2002 dan operasi perdamaian PBB di Libanon tahun 2006. Ia juga menjadi salah satu pendiri Universitas Pertahanan Indonesia.
Pria kelahiran Bandung 10 Agustus 1978 ini awalnya sempat digadang-gadang bakal menjadi cawapres dari Anies Baswedan. Akan tetapi pihak Nasdem dan PKS kemudian memilih Muhaimin Iskandar senagai cawapres.
Pihak Demokrat dan AHY pun pada akhirnya memilih untuk mendukung pasangan Prabowo-Gibran di kontestasi Pilpres 2024. Di luar aktivitas politiknya, kehidupan AHY kerap jadi perhatian publik.
Pada 8 Juli 2005, AHY menikah dengan Annisa Larasati Pohan, mantan penyiar radio yang pernah menjadi Gadis Sampul 1997. Annisa Pohan merupakan anak dari mantan Deputi Gubernur BI, Aulia Pohan.
Dari hasil pernikahan mereka berdua, lahirlah putri pertama yang diberi nama Almira Tunggadewi Yudhoyono pada 17 Agustus 2008.
Terakhir ada nama seorang jenderal tampan Sjafrie Sjamsoeddin. Ia bukan sosok asing di lingkungan Kemenhan saat ini. Ia sekarang bertugas sebagai Sekjen Kemenhan. Sjafrie juga sempat menduduki posisi sebagai Wakil Menhan di era Presiden SBY.
Pria kelahiran Makassar 30 Oktober 1952 ini juga bukan sosok asing bagi Prabowo Subianto. Saat pecah Reformasi 1998 dan menimbulkan kerusuhan di sejumlah tempat, ia memiliki beban tugas untuk bisa mengendalikan situasi ibu kota yang kacau balau.
Saat itu, wajahnya yang tampan dengan balutan seragam TNI kerap wara wiri di layar kaca televisi. Ia pun sempat jadi pujaan emak-emak dan kaum Hawa di era itu.
Prabowo Subianto dalam buku biografinya yang berjudul "Kepemimpinan Militer: Catatan dari Pengalaman Letnan Jenderal TNI Purn Prabowo Subianto," sempat memberikan pujian khusus kepada Sjafrie.
”Sebagai orang yang yang dianggap dekat dengan Presiden Soeharto, mungkin seharusnya setelah 1998 Pak Sjafrie bisa mengalami karier yang lebih tinggi lagi. Tapi itu risiko, sejak awal kita telah diingatkan oleh senior-senior bahwa semua jabatan di tentara Kolonel ke atas adalah jabatan politis," tulis Prabowo seperti dikutip.