Suara.com - Sosok hakim Suhartoyo kerap menjadi perhatian publik, setelah menjadi satu-satunya hakim Mahkamah Konstitusi (MK) yang menolak perubahan aturan capres. Aturan yang akhirnya meloloskan Gibran Rakabuming Raka menjadi cawapres pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 ini.
Apa kabar hakim Suhartoyo kekinian? Hadir di acara televisi swasta, Suhartoyo menceritakan jika ia ingin dikenang sebagai seorang yang baik
"Kalau bisa dikenang sebagai hakim baik saja mbak, kalau boleh memilih," ujarnya.
Karena menurut ia, dikenang sebagai hakim yang baik, bisa jadi hanya bisa dikenal oleh sekelompok orang tertentu. "Jika hakim baik, tentu yang bersentuhan dengan perkara di pengadilan, tapi jika orang baik, tetangga saya, yang saya tegor, karena ketika saya jalan kaki, olahraga merasa senang, memberi justifikasi orang baik," ucapnya.
Baca Juga: Sudah Tentukan Sikap Terkait Gugatan Anwar Usman, MKMK Segera Kirim Surat ke PTUN
Bahkan Suhartoyo mengakui jika keluarga dan ibunya hanya megetahui jika ia seorang hakim. "Anak saya ini terkenal karena sering berada di televisi, bukan dikenal sebagai hakim di pengadilan tinggi apalagi hakim MK. Terlalu jauh, bagi seorang ibu yang berada di desa," ucapnya membenarkan jika ibunya sangat sederhananya mengetahui pencapaian sang anak.
Baca Juga:
Reaksi Iwan Fals Lihat Komeng Jadi Anggota Dewan: Negeriku Tambah Lucu Nih
1 Pendukung Ganjar Pranowo Masuk Rumah Sakit Terkena Gangguan Jiwa
Profil Dian Pelangi, Desainer Motif AMIN yang Dikenakan Anies dan Istrinya
Baca Juga: MK Tolak Gugatan Batas Usia Capres Cawapres
Selain itu, Suhartoyo mengungkapkan jika perkara Gibran membuat kepercayaan publik pada MK menjadi turun.
MK sebagai lembaga tertinggi konstitusi telah memutuskan perubahan atas persyaratan capres dan cawapres pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 ini.
Perubahan syarat ini seolah menjadi tiket khusus bagi anak sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar bisa maju berdampingan dengan Prabowo Subianto.
"Saya menyadari untuk mengembalikan kepercayaan publik memang tidak mudah. Karena itu saya mengharapkan semua unsur, anak-anak muda, tokoh-tokoh, bisa kemudian memberikan pandangan kepada siapa pun, ketika mendiskusikan mengenai MK," ujarnya.
Dia berharap makin banyak pihak yang menyampaikan jika dirinya sebagai ketua MK tengah berupaya mengembalikan kepercayaan publik pada lembaga konstitusi tertinggi ini.
"Di mana muncul sebuah sistem, di mana kepecayaan publik bisa kembali, mungkin tidak bisa sebentar," sambungnya.
Dia pun menyakini kepercayaan publik akan kembali jika MK mampu membuktikan integritas seperti halnya menengani perkara-perkara sengketa Pemilu.
"Bisa Pilpres, Pilkada di akhir tahun," sambung dia yang memastikan agar hakim-hakim MK lainya juga berusaha memiliki integritas yang sama.
"Kita tidak bisa membaca isi hati orang tapi bisa dilihat dari personal, jika kolega (hakim) menonton ini, harapannya kolega-kolega lainnya, punya sama (integritas)," ujarnya memastikan jika apa yang disampaikan bisa ditonton oleh hakim-hakim MK lainnya.