Suara.com - Lima orang asisten rumah tangga (ART) menjadi korban penganiayaan oleh majikannya sendiri di wilayah Jatinegara, Jakarta Timur. Kelima ART tersebut berasal dari wilayah Brebes, Jawa Tengah.
Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Metro Jakarta Timur, AKP Sri Yatmini mengatakan, kelima ART tersebut mendapat penganiayaan di salah satu tempat praktik kedokteran rumah majikannya.
“Memang pada saat itu adalah di tempat dokter salah satu dari keluarga itu, namun demikian dokter tersebut informasi dari pada keluarganya, sudah meninggal, jadi itu sudah tidak digunakan untuk praktik,” kata Sri, saat dikonfirmasi Minggu (18/2/2024).
Diketahui kelima ART ini masih berada di bawah usia 18 tahun. Saat ini kelimanya sudah mendapat perlindungan di rumah aman.
Baca Juga: Kisah Pilu ART Disekap 6 Bulan, Kabur Saat Majikan Pergi Berlibur
“Anak tersebut mendapatkan pendampingan, mendapatkan layanan psikologis, bahkan kesehatan,” kata Sri.
Menurut Sri, saat berupaya kabur dari rumah majikannya, salah seorang ART mengalami luka atau cidera. Namun kini telah diobati di salah satu rumah sakit di wilayah Jakarta Timur.
“Kami dari unit PPA sudah memberikan perawatan ke salah satu rumah sakit di wilayah Jakarta Timur,” katanya.
Sri melanjutkan, penyiksaan yang diterima kelima ART di bawah umur ini, di antaranya yakni dengan memberlakukan jam kerja di luar batas.
“Pengakuan anak korban yang bersangkutan itu tidak diberikan hal-hal yang layak. Contohnya yang bersangkutan suruh bekerja ke tuannya itu sampai jam 5 pagi,” bebernya.
Baca Juga: 5 Fakta Keluarga Penyiksa Bocah 7 Tahun di Malang, Hampir Diusir Warga karena Meresahkan
Kemudian selain jam kerja, para ART ini juga diperlakukan tidak layak yakni dengan memberikan makanan yang dijatah.
“Jadi untuk makannya sendiri juga dibatasi sehingga kelihatan kurus,” katanya lagi.
Pihak kepolisian masih melakukan pendalaman, terkait tindak pidana perdagangan orang (TPPO).
“Nanti akan kami dalami disitu karena ini memang anak dari salah satu desa kecil di Jateng. Memang yang membawa itu dari mulut ke mulut,” imbuh Sri.