Suara.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) angkat bicara terhadap gelombang protes terhadap dugaan kecurangan Pemilu 2024 yang dianggap membuat unggul suara salah satu paslon.
Demo yang menuding adanya kecurangan dalam Pemilu 2024 ini juga sudah terjadi di beberapa wilayah. Jokowi yang sudah mengetahui hal itu menyarankan agar bukti kecurangan yang ada segera dilaporkan ke MK atau Bawaslu RI.
"Jangan teriak-teriak curanglah. Kalau ada bukti bawa ke Bawaslu. Ada bukti bawa ke MK," ujar Jokowi dikutip dari Instagram @lambe__danu, Sabtu (17/2/2024).
Jokowi juga mengingatkan bahwa gelombang protes kecurangan itu tak sepatutnya dilakukan. Ia menjelaskan bahwa selama penghitungan suara, di tingkat TPS sudah ada saksi dari partai untuk mengawasi, termasuk caleg yang bertarung dan juga saksi partai untuk dukungannya ke setiap paslon capres-cawapres.
Baca Juga:
Mahfud MD Ngaku 4 Hari Putus Kontak dengan Ganjar Pranowo, Isu Dibuang Menguat
Celine Evangelista Diduga Pacaran dengan Mayor Teddy, Foto Bareng Boneka Jadi Clue
"Ada saksi partai capres-cawapres di TPS. Di TPS ada Bawaslu. Aparat juga ada di sana, terbuka untuk diambil gambarnya. Saya kira pengawasan yang berlapis-lapis seperti itu kan menghilangkan adanya kecurangan. Tapi kalau memang ada betul (kecurangan). Ada mekanismenya ke bawaslu, mekanisme nanti persidangan di MK, saya kira sudah diatur semuanya kok," kata Jokowi.
Pernyataan orang nomor satu di Indonesia tersebut pun banjir komentar netizen. Tak sedikit yang mengingatkan bahwa lembaga MK sempat terlibat dalam lolosnya Gibran menjadi cawapres, namun ada juga yang tetap mendukung saran Kepala Negara tersebut.
"Haha gua setuju memang curang, suruh bawa ke MK, lah MK aja bisa diacak-acak," celetuk netizen pertama.
"MK aja dikibulin, gimana mau lapor?" sergah lainnya.
Terlepas dari dugaan kecurangan yang banyak diprotes masyarakat terhadap hasil Pemilu 2024 ini, paslon nomor urut 2, Prabowo-Gibran masih menjadi yang unggul di antara dua kandidat lainnya.
Hingga Sabtu (17/2/2024) pukul 19.30 WIB, perolehan suara Prabowo-Gibran mencapai 49,7 juta atau sekitar 57,9 persen.
Urutan perolehan suara kedua terbanyak adalah Anies-Muhaimin yang meraih 24,4 persen atau 21 juta suara.
Sementara Ganjar-Mahfud yang ada di peringkat ketiga, meraih 17,57 persen dengan kalkulasi 15 juta suara.