Suara.com - Wacana Calon Presiden Prabowo Subianto balikan dengan mantan istri Siti Hediati Hariyadi alias Titiek Soeharto menggema di Istora Senayan saat Prabowo melakukan pidato politiknya, Rabu (14/2/2024).
Para pendukung Prabowo teriak balikan ketika Prabowo menyinggung hubungannya dengan Presiden ke-2 RI Suharto.
Kisah cinta Prabowo dengan Titiek Soeharto memang mengundang rasa penasaran sejumlah orang. Tak ada yang tahu kapan Prabowo pertama kali bertemu dengan Titiek.
Baca Juga:
Baca Juga: Selalu di 'Cie Cie' Pendukung, Ternyata Dari Sini Mulanya Prabowo Jatuh Cinta ke Titiek Soeharto
Adu Cantik Istri Komeng vs Istri Gibran: yang Satu Model Bank, Satunya Lagi Putri Solo
Adu Fashion Fery Farhati vs Titiek Soeharto vs Siti Atikoh: 1 Tas Setara 1500 Tas Istri Ganjar
Ada yang menyebut pertemuan Prabowo dan Titiek atas perantara Wismoyo Arismunandar, komandan Prabowo di Kopassus.
Wismoyo, adalah adik ipar Presiden Suharto. Ia menikahi Siti Haryanti, adik Ibu Tien. Namun ada juga yang bilang bukan Wismoyo yang mempertemukan Prabowo dan Titiek.
Dikutip dari buku "Sumitro Djojohadikusumo: Jejak Perlawanan Begawan Pejuang", Prabowo dan Titiek berpacaran selama kurang lebih dua tahun.
Baca Juga: Senyum Sumringah AHY Diberi Jaket Spesial Anak Prabowo Subianto
Sebelum dengan Titiek, Prabowo juga sempat beberapa kali dekat dengan perempuan. Salah satunya adalah seorang perempuan asal Yogya.
Hubungan Prabowo dengan gadis Yogya ini sudah serius. Tapi karena kesibukan Prabowo sering tugas ke lapangan membuat hubungan keduanya putus.
Prabowo akhirnya berpacaran dengan Titiek. Prabowo lalu minta izin ke sang ayah Soemitro Djojohadikusumo untuk membawa teman wanitanya ke rumah.
Saat bertemu, Soemitro mengaku langsung tertarik. Apalagi wajah wanita itu tampak familiar di ingatan Soemitro.
Prabowo tak bilang ke ayahnya bahwa wanita yang ia bawa itu adalah anak seorang Presiden. Kepada sang ayah, Prabowo hanya bilang gadis tersebut salah satu murid Soemitro.
Titiek ternyata pernah menjadi mahasiswi Soemitro dan harus mengulang mata kuliah yang diajar Soemitro. Lama kelamaan Soemitro tahu bahwa teman dekat anaknya itu adalah seorang putri Presiden RI.
Begitu tahu anaknya pacaran dengan putri Cendana, yang terlintas di pikiran Soemitro anaknya bisa celaka jika tidak serius terhadap Titiek. "If Prabowo is not serius, he’ll be in trouble.”
Tak terbayangkan oleh Sumitro kalau Prabowo sampai mempermainkan anak Presiden. Hal ini disampaikannya kepada putranya tersebut, “Kalau kali ini kamu tidak serius, payah deh kamu.”
Ternyata Prabowo tak main-main menjalin hubungan dengan Titiek. Buktinya Prabowo membawa Titiek ke rumah neneknya, ibunda Sumitro, Siti Katoemi di Matraman.
Siti Katoemi adalah sosok yang paling disegani oleh anak-anak Sumitro. Maka ketika Prabowo sudah berani membawa Titiek ke hadapan Siti Katoemi, itu artinya serius.
Kesan pertama yang ditangkap Siti Katoemi terhadap Titiek sangat baik. Sikapnya tampak baik, lemah-lembut dan sopan.
Nenek Prabowo belum mengetahui siapa Titiek sebenarnya. Ia hanya mengira Titiek adalah anak Yogya yang kuliah di Jakarta dan mondok di kawasan sekitar Menteng.
Dalam kunjungan kedua kali ke Matraman, barulah terungkap siapa Titiek sebenarnya. Kontan saja nenek Prabowo terperanjat. Semenjak itu sikapnya agak berubah.
Bukannya tak setuju, melainkan karena Siti Katoemi sangat anti feodal. Siti Katoemi tahu Ibu Tien berasal dari Mangkunegara yang dianggap sangat feodal.
Ini berbeda dengan latar belakang budaya Ibunda Sumitro yang berasal dari Jawa Timur. Sikap Siti Katoemi yang anti feodal sangat terlihat ketika meminta suaminya, Margono Djojohadikusumo, jangan menggunakan gelar kebangsawanan KRT.
Siti Katoemi juga menolak tinggal di Solo. Namun, baik Sumitro maupun Siti Katoemi, cukup tertarik dengan kepribadian Titiek yang dinilai sangat rendah hati dan sopan. Muncullah kebimbangan di hati mereka.
Akhirnya Prabowo mendapat restu dari keluarganya untuk menikahi Titiek. Mereka menikah di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) pada 8 Mei 1983.