Infografis
Suara.com - Komisi Pemilihan Umum (KPU) terus menginput hasil real count terkini Pemilu 2024.
Tak hanya pemilihan presiden, KPU juga terus menginput perolehan suara pemilihan anggota legislatif (Pileg) dari tingkat kota/kabupaten hingga DPR RI serta DPR RI.
Dari penelurusan Suara.com, ada fakta menarik dalam pertarungan Pileg DPR RI Dapil Jateng IV yang meliputi Kabupaten Sragen, Wonogiri dan Karanganyar, terutama wakil PDI Perjuangan.
Baca Juga:
Baca Juga: Diduga Efek Kandang Banteng Jawa Tengah Diobrak Abrik, Bambang Pacul Dikabarkan Kini di RS
Hasil pantauan hingga Kamis (15/2/2024) pukul 14.00 WIB, nama Dolfie OFP yang masih meraih suara tertinggi untuk partai berlambang banteng moncong putih itu.
Pria bernama lengkap Dolfie Othniel Frederic Palit itu sementara di posisi teratas dengan meraih 6.331 suara.
Jumlah suara itu unggul dari tokoh senior PDIP, Bambang Wuryanto atau Bambang Pacul (5.832) serta putri Puan Maharani, Pinka Haprani (4.262).
Baca Juga: Heboh Surat Suara Dicoret 'Korup Semua Cape Asli'
Lalu siapa sosok Dolfie OFP?
Dolfie adalah petahana anggota DPR komisi XI dari fraksi PDIP yang membawahi bidang Keuangan, Perencanaan Pembangunan Nasional, Perbankan, Lembaga Keuangan Bukan Bank.
Melansir Narasi, selama ini pria berusia 55 tahun itu cukup lantang menyuarakan aspirasinya pada beberapa peristiwa, seperti saat kenaikan BBM maupun mengenai pemborosan anggaran negara perjalanan dinas untuk semua kementerian dan lembaga pemerintah.
Dolfie juga berani walk out (WO) saat Rapat Kerja Komisi XI dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani tahun 2010 untuk menghormati rekomendasi DPR terkait kasus Bank Century yang menempatkan Sri Mulyani sebagai salah satu pejabat yang bertanggung jawab atas dugaan pelanggaran hukum kebijakan dana talangan Bank Century.
Baca Juga:
Ibu-ibu Ngamuk di Bus, Mau Bertemu Prabowo di GBK Malah Dibawa ke JIS
Anies dan UAS Duduk Sambil Tertawa, Background Foto Soekarno-Hatta Jadi Sorotan
Sebelumnya, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI Hasyim Asy’ari mengajak seluruh masyarakat untuk mendokumentasikan proses pemilihan umum di Tempat Pemungutan Suara (TPS).
"Siapa pun warga negara Indonesia, termasuk pemilih, para jurnalis, para pemantau dapat mendokumentasikan proses-proses pemungutan suara di TPS," kata Hasyim dilansir dari ANTARA.
Tidak hanya pada pemungutan suara, masyarakat juga dapat mendokumentasikan proses penghitungan suara yang akan dilakukan sebelum TPS tutup.
"Dan juga mendokumentasikan proses-proses penghitungan suara di TPS dengan cara mencatat, memfoto, mengambil gambar, atau mengambil video," ujarnya.
