Siapa Gus Natsir Ketum Foksi yang Laporkan Film Dirty Vote? Punya Komitmen Menangkan PSI

Galih Prasetyo Suara.Com
Selasa, 13 Februari 2024 | 18:31 WIB
Siapa Gus Natsir Ketum Foksi yang Laporkan Film Dirty Vote? Punya Komitmen Menangkan PSI
Siapa Gus Natsir Ketum Foksi yang Laporkan Film Dirty Vote? Punya Komitmen Menangkan PSI [Twitter]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dewan Pimpinan Pusat Forum Komunikasi Santri Indonesia (DPP Foksi) hari ini, Selasa (13/2) resmi melaporkan sutradara dan tiga pakar hukum tata negara di film dokumenter Dirty Vote.

Tiga pakar hukum tata negara, Zainal Arifin Mochtar, Feri Amsari, Bivitri Susanti dan sutradara Dandhy Laksono dilaporkan ke Bareskrim Polri.

Menurut ketua umum Foksi, M. Natsir Sahib melaporkan keempat orang tersebut dengan tuduhan menyudutkan salah satu capres tertentu yang menurutnya melanggar UU Pemilu terkait masa tenang.

Baca juga:

Baca Juga: Kata Hasto, Usai 3 Pakar Tata Hukum Negara Film Dirty Vote akan Dilaporkan; Ada yang Ketakutan

Pria yang akrap disapa Gus Natsir itu mengatakan bahwa orang-orang yang terlibat dalam film Dirty Vote diduga melakukan pelanggaran serius UU Pemilu.

Natsir lebih lanjut mengatakan bahwa keempat orang yang dilaporkannya itu diduga melanggar Pasal 287 Ayat UU Nomor 7 tahun 2017 tentang Pemilihan Umum.

Ia pun berharap pihak Bareskrim Polri bisa bertindak profesional dan mengusut laporannya ini sampai tuntas. Lantas siapa Gus Natsir dan apa itu Foksi?

Foksi berdiri sejak 2016 lalu. Organisasi santri ini berdiri karena terinspirasi dari penganugerahan Hari Santri yang ditetapkan oleh Presiden Jokowi pada 22 Oktober 2015.

Foksi diketuai oleh Gus Natsir, sosok satu ini sempat juga melakukan gugatan kepada dua media, Detik dan CNN terkait kasus big data pada 2022 lalu.

Baca Juga: Usai Nyoblos di Hambalang, Prabowo Kembali ke Kertanegara Pantau Exit Poll

Pada awal November 2023, Gus Natsir bersama dengan anggotanya di Foksi mendeklarasikan diri log in alias bergabung dengan PSI. Menurut Natsir, bergabungnya Foksi ke PSI ialah panggilan sejarah.

Natsir menilai bahwa PSI selama ini konsistensi dalam politik, sejalan dengan Foksi yang menyuarakan perbedaan dan menjaga persatuan.

“Ini adalah sebuah panggilan sejarah untuk melakukan perubahan, bukan hanya karena Mas Kaesang, tapi juga saya melihat konsistensi PSI melakukan yang sejalan dengan FOKSI menyuarakan perbedaan (kemajemukan), menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, dan melawan korupsi secara nyata,” kata Natsir.

Di kesempatan yang sama, Nastir berikan pujian untuk ketum PSI, Kaesang Pangarep yang menurutnya bisa membawa PSI menjadi partai yang memperjuangkan santri.

“Dengan hadirnya Mas Kaesang, membuat saya yakin bahwa PSI adalah partai yang bertransformasi menjadi satu-satunya partai milenial dan bisa melanjutkan perjuangan-perjuangan para santri milenial itu sendiri,” imbuhnya seperti dikutip dari laman resmi partai.

Natsir menambahkan, FOKSI berkomitmen memenangkan PSI di Pemilu 2024, terutama di wilayah-wilayah yang menjadi basis santri.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI