Film Dirty Vote Disorot Usai Dirilis saat Masa Tenang Pemilu, Ini Komentar Para Pemerannya

Galih Priatmojo Suara.Com
Selasa, 13 Februari 2024 | 13:29 WIB
Film Dirty Vote Disorot Usai Dirilis saat Masa Tenang Pemilu, Ini Komentar Para Pemerannya
Fakta Film Dirty Vote (instagram/@dandhy_laksono)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Film dokumenter Dirty Vote menjadi perbincangan hangat publik jelang digelarnya Pemilu pada 14 Februari 2024 mendatang. Tak sedikit yang menyoroti perilisan Dirty Vote yang dilakukan pada Minggu (11/2/2024) yang merupakan masa tenang, di mana tiga paslon dilarang melakukan kampanye dalam bentuk apa pun.

Pakar Hukum Tata Negara Universitas Gadjah Mada (UGM) Zainal Arifin Mochtar alias Uceng sebagai salah satu aktor yang juga terlibat dalam film itu turut buka suara. Menurutnya tidak ada hari yang tepat untuk perilisan film ini.

"Kalau ditanya kenapa hari tenang, mungkin ada baiknya kita tanyakan ke teman-teman, hari yang tepat itu hari yang mana, yang mana hari tepat, kan bingung juga kita, jangan-jangan harus menghitung primbon dulu atau apa," kata Uceng saat mengisi Kuliah Umum Perdana Departemen Hukum Tata Negara UGM secara daring, Selasa (13/2/2024).

"Pertanyaan terbaiknya itu hari yang tepat itu mana. Apakah di masa kampanye? Tetap aja bisa disalahkan orang kampanye ini kan peserta bukan orang di luar. Jadi nggak ada kalau mau bicara soal hari yang tepat, itu tidak ada," sambungnya.

Baca Juga: Sutradara Dandhy Laksono Ucapkan Terima Kasih Film Dokumentar Dirty Vote Tembus 13 Juta Penonton Dalam 2 Hari

Dalam kesempatan ini Uceng turut menceritakan proses pembuatan dokumenter yang singkat ini. Ia mengibaratkan proses produksi film ini sebagai kisah Bandung Bondowoso. 

"Bandung Bondowoso memang, dihubunginnya untuk bangun seribu candi dalam satu malam. Saya kasih cerita saja praktis dua hari dibahas substansi, satu hari latihan karena kami bukan aktor dan aktris jadi latihan ngomong di depan kamera, terus satu hari langsung seharian itu syutingnya dari pagi sampai malam," ungkapnya.

Bahkan, kata Uceng, tidak ada honor yang mereka terima dalam proses produksi ini. Justru mereka saling patungan untuk membeli makan.

"Tapi apapun itu, saya kira enggak ada hari yang tepat, hari yang tepat itu mana. Saya juga agak bingung kalau ditanya hari yang tepat kenapa masa tenang ya enggak tahu juga kita hari yang tepat, cuma itu tadi Bandung Bondowoso," tandasnya.

Sementara itu, aktor lain yang terlibat dalam film ini Pakar Hukum Tata Negara Universitas Andalas (Unand), Sumatera Barat, Feri Amsari menegaskan bahwa tidak ada alasan tertentu untuk merilis film tersebut saat masa tenang pemilu 2024. 

Baca Juga: Viral Komentar-komentar Tentang Film Dirty Vote di TikTok, Warga X Miris: Pentingnya Pendidikan Gratis

"Saya mau sampaikan yang jujur faktanya saja bahwa tidak ada alasan tertentu itu, tidak karena bang uceng mbak bibip sibuk lalu sempatnya minggu-minggu tenang karena tidak ada undangan ke tv, tidak gitu ya. Tidak juga karena seminar, tidak, faktornya ya mepet," ucap Feri.

Feri menuturkan pertemuannya dengan Dandhy Dwi Laksono selaku sutradara Dirty Vote dan dua rekannya Uceng dan Bivitri Susanti itu baru terjadi pada awal Februari 2024 kemarin. Hal itu setelah tiga orang tersebut dihubungi Dandhy untuk membuat film itu.

"Kebetulan hasil penelitian dibaca oleh Dandy, melihat kami bertiga di berbagai podcast bicara kecurangan Pemilu lalu dia mengontak, bisa enggak kita buat jadi film. Saya ingat itu akhir bulan Januari. Kita bertemunya malah di awal Februari," tuturnya.

Pertemuan singkat itu lalu langsung dilanjutkan untuk mengerjakan proyek film dokumenter tersebut. Disampaikan Feri, sebenarnya film tersebut diharapkan dapat rilis pada tanggal 10 Februari 2024 namun harus tertunda.

"Nah tidak ada alasan dan memang selesainya itu dekat, harapannya sih tanggal 10 (Februari), waktu itu saya ingat tetapi mundur karena berbagai perdebatan," cetusnya.

"Film ini diperdebatkan dengan berbagai hal, kami aja bertiga kalau ketemu berdebat apalagi bahas film ini. Jadi ada perdebatan berdebat di antara itu. Jadi panjang akhirnya molor satu hari," sambungnya.

Kontributor : Putu Ayu Palupi

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI