Begini Siasat Megawati Bikin NU dan Muhammadiyah Raih Penghargaan Internasional ZAHF 2024

Minggu, 11 Februari 2024 | 16:30 WIB
Begini Siasat Megawati Bikin NU dan Muhammadiyah Raih Penghargaan Internasional ZAHF 2024
Presiden ke-5 RI yang juga Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri. [Suara.com/Fakhri]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dua ormas Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah meraih penghargaan Zayed Award for Human Fraternity (ZAHF) tahun 2024. Di balik penghargaan internasional itu ternyata ada peran besar Presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri.

Dalam acara tasyakuran atas raihan penghargaan itu, Megawati menceritakan soal dirinya yang merupakan salah satu juri anugerah ZAHF 2024. Ia menyebut keterpilihannya berdasarkan keinginan Imam Besar Al Azhar Ahmad el Thayyeb, yang disampaikan Sekjen Hukama Muslimin (MHM) Mohamed Abdusalam.

“Saya ketika diminta jadi salah satu juri, saya tidak senang yang disanjung-sanjung. Kenapa saya yang dipilih? Dari Sekjen menyebut bahwa saya ini diminta langsung oleh Imam Besar Al Azhar Prof Ahmad el Thayyeb,” ujar Megawati di aula Masjid At-Taufiq, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Minggu (11/2/2024).

Selain Megawati, ada empat juri lainnya, yakni Prefek Emeritus Tahta Suci Dikasteri Gereja Oriental, Cardinal Leonardo Sandri, Sekjen Konferensi PBB mengenai Perdagangan dan Pembangunan (UNCTAD), Rebeca Grynspan Mayufis.

Baca Juga: Hari Pertama Masa Tenang Pilpres, Megawati Hadiri Acara Tasyakuran PBNU dan Muhammadiyah

Kemudian, Ketua Komisi Amerika Serikat untuk Kebebasan Beragama Internasional, Rabbi Abraham Cooper, mantan direktur jenderal UNESCO dan mantan menteri Bulgaria, Irina Bokova, dan Sekjen Zayed Award, Mohamed Abdelsalam.

“Jadi kalau dibilang saya terus menerus mengikuti (rapat). Karena tentu diperbolehkan kalau mau beristirahat. Tapi saya berpikir, begini, sebenarnya juri itu tadi disebut  lima, empat itu dari barat dan satu dari Asia yaitu saya; muslim, Asia, wanita,” ucap Megawati.

Ketua Umum PDIP itu menjelaskan, dirinya dan empat juri tersebut melakukan seleksi kandidat penerima penghargaan ini. NU dan Muhammadiyah akhirnya masuk ke dalam nominasi.

“Dari semua yang telah dikumpulkan begitu banyak. Lalu saya befikirnya bagaimana saya harus berbicara untuk memulai meyakinkan mereka berempat (juri lainnya) ini,” ucap Megawati.

Saat proses penjurian, Megawati bersiasat dengan menempatkan dirinya sebagai sosok yang bisa diremehkan. Ia pun memperkenalkan diri sebagai tokoh nasional RI yang sudah mengisi banyak jabatan penting.

Baca Juga: Sri Sultan Hamengku Buwono X Minta Presiden Jangan Sakiti Megawati Soekarnoputri, Connie Ungkap Reaksi Jokowi: Terdiam

“Saya sengaja mentriger supaya perempuan yang lain terasa waw. Jadi saya bilang, saya anggota DPR 3 kali, Wakil Presiden, Presiden Republik Indonesia. Jadi betul saya kebetulan kuliah di psikologi dan saya ingin membangun mestinya saya berada di atas,” ucapnya.

Setelah itu, ia menjelaskan soal peran Muhammadiyah dan NU sebagai dua organisasi Islam terbesar di Indonesia yang berperan penting untuk bangsa dan negara, termasuk saat kemerdekaan RI.

“Mereka berbeda dengan yang lain, mereka ini bertempur. Bukan hanya membuat masjid, mereka bertempur untuk kemerdekaan negara kami, Muhammadiyah 1912, dan NU 1926,” jelas Megawati.

Ia juga menceritakan soal peran kakeknya yang bernama Hasan Din, ayah dari Ibu Fatmawati selaku tokoh perjuangan dan Ketua Dewan Pimpinan Muhammadiyah di Bengkulu. Kemudian kisah heroik perjuangan Kyai NU yang ada di Jabodetabek untuk melawan para penjajah Belanda kepada para dewan juri.

Hingga akhirnya dewan juri pun berhasil diyakinkannya untuk memberikan anugerah tersebut kepada NU dan Muhammadiyah.

“Maksud saya menceritakan seperti ini karena kita sudah mulai melupakan sejarah bangsa kita. Karena kita tidak mudah bisa seperti ini duduk enak. Ini cerita saya kepada mereka, saya bukan cerita kepada kalian, kepada mereka,” terangnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI