Tantangan Berat Demokrasi Indonesia, Pemilu 2024 Jadi Pertaruhan

Galih Priatmojo Suara.Com
Minggu, 11 Februari 2024 | 11:23 WIB
Tantangan Berat Demokrasi Indonesia, Pemilu 2024 Jadi Pertaruhan
Ilustrasi tiga Bacapres dan Bacawapres di Pilpres 2024. Debat Capres Perdana Bertema Penegakkan Hukum, HAM Dan Korupsi (Suara.com/Ema)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pakar politik Universitas Gadjah Mada (UGM), Wawan Mas'udi menyebut Indonesia memiliki tantangan besar untuk mempertahankan predikat sebagai negara demokrasi. Pemilu 2024 menjadi pertaruhan untuk dapat mempertahankan kualitas demokrasi di tanah air.

Indonesia sendiri termasuk dalam tiga negara demokrasi paling besar di dunia, berada setelah India dan Amerika Serikat. Perlu berbagai upaya untuk mempertahankan kualitas demokrasi di sebuah negara termasuk Indonesia. 

"Nah tentu ini kemudian ada pernyataan seberapa kuat kualitas demokrasi yang kita punya," kata Wawan, Sabtu (10/2/2024).

Dijelaskan Wawan, ukuran paling dasar demokrasi sendiri dapat dilihat dari pemilu yang berjalan rutin dan dilakukan secara fair. Sehingga kemudian menghasilkan pemerintahan yang terlegitimasi dengan baik.

Kemudian tahap kedua kemudian memikirkan pemerintah yang terbentuk secara sah itu bisa mengantarkan ukuran-ukuran kesejahteraan, perlindungan hak asasi manusia, serta pengembangan ekonomi di masyarakat. Dari situ kualitas dapat dilihat.

"Nah kita ini masih mencoba mempertahankan di blok pertama ini tadi, setidaknya pemilu berjalan secara fair semua orang terfasilitasi," ucapnya.

Namun dalam prosesnya pun, ada berbagai dinamika yang muncul sehingga melahirkan kontraksi bagi demokrasi Indonesia. Termasuk beberapa putusan pelanggaran etik mulai dari Mahkamah Konstitusi (MK) hingga Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI.

"Ini tentu secara prosedural, meskipun nanti tetap akan sah secara formal tetapi legitimasi sosialnya ini akan menghadapi tantangan," ujarnya.

"Ini saya kira menjadi PR berat bagi kita tetapi saya selalu percaya selain proses elektoral demokrasi yang bagus itu harus diimbangi dengan kekuatan dari masyarakat sipil dan kekuatan aktif citizenship untuk melihat ini secara terus menerus," tambahnya.

Baca Juga: Saat Desy Ratnasari Mendadak Jadi Satpam Saat Kampanye Akbar Prabowo-Gibran

Wawan tidak memungkiri ada permainan tertentu di level elit sehingga muncul berbagai kontraksi politik tersebut. Kendati demikian, masyarakat tak boleh bosan untuk mempertanyakan dan mengingatkan para elit tersebut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI