Tuduhan Kudeta Berujung Penyitaan Paspor Mantan Presiden Brazil Jair Bolsonaro

Riki Chandra Suara.Com
Jum'at, 09 Februari 2024 | 19:30 WIB
Tuduhan Kudeta Berujung Penyitaan Paspor Mantan Presiden Brazil Jair Bolsonaro
Seorang warga Brazil memberikan suaranya dalam putaran pertama pemilihan presiden 2022. [Dok.Antara
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Paspor mantan Presiden Brazil, Jair Bolsonaro, disita kepolisian setempat pada Kamis (9/2/2024). Ia dituduh berusaha membatalkan hasil Pemilu 2022 agar terus berkuasa setelah kalah dari Luiz Inacio Lula da Silva.

Hakim Mahkamah Agung Alexandre de Moraes yang memimpin penyelidikan menyebut Bolsonaro menerima rancangan dekret yang disiapkan ajudannya untuk membatalkan hasil pemilihan presiden.

Bolsonaro juga disebut telah mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Moraes dan hakim sejawatnya, Gilmar Mendes, serta Ketua Senat Rodrigo Pacheco pada November 2022, satu bulan setelah pemilihan.

Menurut polisi, Bolsonaro kemudian menggelar pertemuan dengan para komandan militer dan menekan mereka untuk bergabung dalam kudeta.

Baca Juga: Bolsonaro Gugat Hasil Pilpres Brazil, Pertanyakan Sistem Voting Elektronik

Menurut Kepolisian Federal Brazil, empat orang ditangkap dan 33 surat perintah penangkapan dikeluarkan pada Kamis sebagai bagian dari penyelidikan itu.

"Pada Kamis, Kepolisan Federal melancarkan Operasi Tempus Veritatis untuk menyelidiki organisasi kriminal yang melakukan percobaan kudeta dan menghapus supremasi hukum demokratis, demi mendapatkan keuntungan politik dengan mempertahankan kekuasaan Presiden Republik saat itu,” tulis pernyataan itu.

Operasi itu mengincar sejumlah sekutu dekat Bolsonaro, termasuk mantan pasangan Bolsonaro dalam pilpres, Walter Braga Netto; mantan sekretaris keamanan institusi Augusto Heleno; mantan menteri pertahanan Paulo Nogueira Batista; dan mantan menteri kehakiman Anderson Torres.

Bolsonaro, mantan presiden dari kelompok sayap kanan, menyangkal semua tuduhan dan menyebut dirinya korban persekusi politik.

"Saya meninggalkan pemerintahan lebih dari setahun lalu dan saya masih dipersekusi tanpa henti,” kata Bolsonaro kepada harian Folha de S.Paulo pada Kamis.

Baca Juga: Penyebab Jersey Kuning Timnas Brasil Dijauhi Fans, Bahkan Dianggap Sampah

Sejak tidak lagi menjabat, dia telah menghadapi berbagai penyelidikan, termasuk penyelidikan terhadap upayanya menyimpan perhiasan yang diberikan oleh keluarga Kerajaan Arab Saudi dan penyelidikan terhadap pemalsuan sertifikat vaksin COVID-19 miliknya.

Lula, Presiden Brazil saat ini, mengatakan kepada media setempat bahwa tanpa Bolsonaro, tidak akan ada upaya kudeta. (Antara)]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI